Jokowi Dorong Penguatan Perdagangan ASEAN, Selandia Baru dan Australia

Image title
Oleh Ekarina
14 November 2020, 13:25
Jokowi, Asean, Kerja Sama, RCEP, Perdagangan, Ekspor.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Presiden Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). Dalam KTT dengan tuan rumah Vietnam tersebut, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya untuk memperkuat kerja sama antar negara anggota ASEAN dalam pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 serta mengusulkan perlunya pengaturan ASEAN Travel Corridor.
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA SURPLUS
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA SURPLUS (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)

Isu kedua, Presiden Jokowi mendorong terciptanya stabilitas dan keamanan di kawasan sebagai fondasi upaya pemulihan ekonomi pascapandemi.

"Penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, adalah kunci. Pesan ini perlu terus kita gaungkan ke dunia," ujarnya. 

Sehingga, dia berharap ada implementasi program secara konkret dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan.

"Di masa sulit ini, kerja sama adalah satu-satunya jalan yang harus kita tempuh. Saya yakin kemitraan ASEAN dan Australia dapat menjadi penyangga utama paradigma kerja sama dan kolaborasi bagi stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan," ujarnya. 

RCEP rencananya diteken pada 15 November mendatang. Pemerintah meyakini perjanjian tersebut akan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi nasional. Perjanjian kerja sama ini melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima mitra dagang lainnya, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru, dan India. Namun pada 2019, India menarik diri dari perundingan.

Perjanjian multilateral ini diyakini bisa meningkatkan kontribusi Indonesia terhadap rantai pasok perdagangan global. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto akan mendorong pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor nasional.

"Ini sinyal positif bagi pelaku usaha dalam pemulihan ekonomi nasional," kata Agus saat konferensi pers di kantornya, Rabu (11/11).

Tak hanya itu, RCEP juga bisa berdampak pada peningkatan investasi hingga penciptaan lapangan kerja dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) RI hingga 0,05% pada 2021-2032.

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman tahun 2018 lalu sempat menghitung PDB negara RCEP menyumbang 32,2% terhadap pertumbuhan dunia.

Jika RCEP berjalan tanpa India, sumbangannya hanya 29% terhadap PDB dunia. Dari sisi perdagangan, negara RCEP menyumbang 29,2% perdagangan dunia, dan menjadi 27,1% tanpa India. 

Kemudian dari sisi pasar, jumlah penduduk negara RCEP mencapai 47,4% dari total populasi dunia dan mengecil jadi 29,6% tanpa negara Asia Selatan tersebut.

Oleh karena itu, Rizal menilai justru India yang rugi bila tidak ikut serta dalam perjanjian regional terbesar di dunia tersebut lantaran mereka hanya bisa memanfaatkan perjanjian bilateral dengan negara mitra dagangnya. Sedangkan Indonesia masih memiliki akses ke India melalui pakta Asean-India Free Trade Area (AIFTA).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...