Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Terpapar Covid-19

Arofatin Maulina Ulfa
20 Maret 2021, 13:15
Sindrom MIS-C , Covid-19
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Guru memeriksa suhu tubuh sejumlah siswa SD saat uji coba pembelajaran tatap muka di SDN Tegalwaru 02, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai melaksanakan uji coba pembelajaran secara tatap muka dengan setiap kecamatan satu jenjang pendidikan dari mulai SD, MI, SMP, MTs, SMA, MAN, dan SMK yang berlangsung hingga satu bulan serta tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

Adapun pasien MIS-C di AS secara rutin dirawat dengan intravenous immunoglobulin. Namun perawatan ini jarang tersedia di negara-negara dengan sumber daya kesehatan yang kurang memadai. 

Sementara pada September 2020, uji klinis besar di Inggris Raya menguji terapi pada ribuan orang dewasa, dan mulai mencobanya pada pasien anak untuk mempelajari efeknya. 

“Di seluruh dunia, orang-orang telah mengadopsi strategi yang berbeda. Untuk mengobati MIS-C, kami ingin mengetahui apakah anak-anak dapat diobati dengan steroid saja atau hanya dengan obat untuk menstabilkan tekanan darah” ujar Elizabeth Whittaker, spesialis penyakit menular anak di Imperial College London, yang terlibat dalam uji coba tersebut.

Sebuah penelitian berjudul The Lancet Child and Adolescent Health mengidentifikasi faktor-faktor terkait antara pengindap MIS-C dengan penyakit yang lebih parah pada 1.080 remaja. Dalam laporan tersebut, anak-anak berkulit hitam lebih cenderung berakhir di unit perawatan intensif dengan presentase sekitar 77%. Mengingat kelompok berkulit hitam dan Hispanik adalah kelompok yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19.

Kepala pusat penyakit menular anak di Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP), Audrey Odom John, menyebutkan remaja dapat sangat terpengaruh oleh MIS-C, tetapi individu dengan rentang usia 20-an hampir tidak terdampak sindrom tersebut. Meskipun secara imunologis, kedua kelompok tersebut hampir identik.

“Pada akhirnya, kami berharap studi yang sedang berlangsung akan menghasilkan diagnosis yang cepat dan akurat serta perawatan yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...