Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Terpapar Covid-19
Adapun pasien MIS-C di AS secara rutin dirawat dengan intravenous immunoglobulin. Namun perawatan ini jarang tersedia di negara-negara dengan sumber daya kesehatan yang kurang memadai.
Sementara pada September 2020, uji klinis besar di Inggris Raya menguji terapi pada ribuan orang dewasa, dan mulai mencobanya pada pasien anak untuk mempelajari efeknya.
“Di seluruh dunia, orang-orang telah mengadopsi strategi yang berbeda. Untuk mengobati MIS-C, kami ingin mengetahui apakah anak-anak dapat diobati dengan steroid saja atau hanya dengan obat untuk menstabilkan tekanan darah” ujar Elizabeth Whittaker, spesialis penyakit menular anak di Imperial College London, yang terlibat dalam uji coba tersebut.
Sebuah penelitian berjudul The Lancet Child and Adolescent Health mengidentifikasi faktor-faktor terkait antara pengindap MIS-C dengan penyakit yang lebih parah pada 1.080 remaja. Dalam laporan tersebut, anak-anak berkulit hitam lebih cenderung berakhir di unit perawatan intensif dengan presentase sekitar 77%. Mengingat kelompok berkulit hitam dan Hispanik adalah kelompok yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19.
Kepala pusat penyakit menular anak di Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP), Audrey Odom John, menyebutkan remaja dapat sangat terpengaruh oleh MIS-C, tetapi individu dengan rentang usia 20-an hampir tidak terdampak sindrom tersebut. Meskipun secara imunologis, kedua kelompok tersebut hampir identik.
“Pada akhirnya, kami berharap studi yang sedang berlangsung akan menghasilkan diagnosis yang cepat dan akurat serta perawatan yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan