Jokowi Minta Sekolah Tatap Muka Terbatas, Seminggu Masuk 2 Hari

Rizky Alika
7 Juni 2021, 14:28
Sejumlah murid mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Sekolah Dasar Negeri-1 Lhokseumawe, Aceh, Jumat (3/6/2021). Di tengah pandemi dan terus meningkatnya kasus COVID-19, Ujian Akhir Sekolah (UAS) di daerah itu tetap berlangsung dengan pembatasan jumlah m
ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Sejumlah murid mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Sekolah Dasar Negeri-1 Lhokseumawe, Aceh, Jumat (3/6/2021). Di tengah pandemi dan terus meningkatnya kasus COVID-19, Ujian Akhir Sekolah (UAS) di daerah itu tetap berlangsung dengan pembatasan jumlah murid dan menerapan protokol kesehatan ketat guna mencegah penyebaran COVID-19.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim telah meminta sekolah tatap muka dimulai Juli mendatang. Bahkan Nadiem mengatakan tak ada lagi tawar menawar terhadap jadwal tersebut.

“Yang bisa menjadi soal, optimalisasi sistem pengawasan sekolah. Perlu kolaborasi dinas pendidikan di kabupaten, kota, dan provinsi, jangan sampai jadi klaster,” kata Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih dalam sebuah diskusi yang digelar pada Sabtu (5/6).

Dari hasil survei Kemendikbudristek, 80% sekolah menyatakan siap menggelar pendidikan tatap muka. Meski demikian, potensi penularan Covid-19 pada siswa masih bisa terjadi di luar sekolah.

Saat ini sebanyak 30% sekolah juga telah menggelar kegiatan belajar tatap muka. Namun kendali paling besar berada di tangan orang tua yang akan mengizinkan anaknya datang ke sekolah. “Maka sosialisasi kebijakan ini juga harus jelas, lalu mendorong transportasi seaman mungkin,” kata Sri.

Dia juga mengakui kasus Covid-19 sempat terjadi dari 30% sekolah yang menggelar kegiatan tatap muka. Meski demikian, ada solusi agar kegiatan pembelajaran ini tidak terputus. “Sekolah yang terpapar ditutup sementara sampai kondusif,” katanya.

Solusi lain adalah memaksimalkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai pengawas. Begitu pula orang tua siswa juga harus aktif mengawasi kegiatan agar sekolah tak menjadi tempat penularan virus corona. “Peran pengawasan tak boleh main-main agar sekolah tak menjadi klaster,” ujarnya.

Yang terpenting, protokol kesehatan harus tetap dijalankan saat dimulainya sekolah tatap muka. Seluruh komponen sekolah, dari guru, tenaga pendidik lain, siswa, hingga orang tua harus menjalankan Gerakan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...