Terpukul Dampak Pandemi, Sektor Pariwisata Diprediksi Baru Pulih 2024

Cahya Puteri Abdi Rabbi
30 Agustus 2021, 18:15
Pandemi, dampak Covid-19, pariwisata
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah pengunjung menikmati eksotisme pemandangan Labuan Bajo menggunakan Kapal cep salah satu alternatif lain untuk menyebrang selain kapal pinisi yang menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mengunjungi destinasi favorit di Labuan Bajo, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini. Selain itu, pemerintah ju

“Kalau bicara potensi paparan, itu ada di test positivity rate, bukan hanya sekedar semua orang sudah divaksin. ketika test positivity rate mendekati level yang dikatakan terkendali, disitulah kita bisa sangat confident (membuka pariwisata),” kata dia.

Dicky menambahkan, berbagai upaya tersebut sangat penting dilakukan untuk memastikan indikator epidemiologi masuk dalam indikator pemulihan sektor pariwisata, namun harus dipastikan indikatornya sudah tepat.

“Karena pada indikator yang disampaikan bisa saja terlihat tren penurunan, tapi kalau tidak tepat itu tidak merepresentasikan kejadian sesungguhnya di masyarakat,” ujar dia.

Menurutnya, indikator epidemiologi yang harus dipenuhi antara lain, test positivity rate di sekitar destinasi wisata di bawah 5%, kasus harian terus mengalami penurunan dalam sepanjang 7 hari, turunnya jumlah hunian pasien Covid-19 di ICU, angka kematian, dan cakupan vaksinasi lengkap.

Adapun, untuk proses pemulihan sektor pariwisata harus memerhatikan beberapa aspek di antaranya, aspek wisatawan, aspek destinasi, aspek transportasi, dan aspek promosi.

Ia menjelaskan, pengunjung yang datang harus dipastikan memiliki risiko kecil terpapar atau memaparkan virus, jumlah test positivity rate di suatu destinasi wisata juga harus rendah. Selain itu, transportasi yang digunakan perlu memiliki risiko paparan paling rendah, serta adanya jaminan kesehatan yang jelas, seperti disediakannya sentra vaksinasi di destinasi wisata atau adanya fasilitas layanan kesehatan yang memadai.

“Jangan terlalu dipermasalahkan sampai kapannya pandemi ini akan berakhir, yang jelas ini akan selesai. Tapi bukan berarti dalam status pandemi kita tidak bisa apa-apa, banyak negara yang bisa melakukan aktivitas pendidikan, pariwisata, dan sebagainya,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...