IHSG Berpotensi Tertekan Dibayangi Krisis Raksasa Properti Evergrande

Image title
22 September 2021, 07:08
ihsg, saham, evergrande
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (31/3) ditutup melemah 85,92 poin atau 1,42 persen ke level 5.985.

Sedangkan analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memprediksi IHSG berpotensi menguat hari ini. sebaliknya. Berdasarkan analisisnya, indeks saham mampu menembus level 6.138 untuk masuk ke skenario tren penguatan dengan target di 6.194.

Ivan mengatakan, level support IHSG hari ini berada di level 5.972, 5.938, dan 5.893. Sementara level resistance indeks bisa berada di rentang di 6.096, 6.138, dan 6.169.

Dia menjelaskan gagal bayar perusahaan Evergrande memang bisa berdampak negatif pada pasar saham RI. Namun, faktor eksternal tersebut diimbangi oleh situasi perekonomian di dalam negeri yang kondusif.

"Hal ini merupakan faktor eksternal, sementara dari dalam negeri situasi masih cukup kondusif dan diharapkan tidak memberi dampak besar terhadap pasar saham kita," kata Ivan.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Adaro Energy (ADRO), Bank Negara Indonesia (BBNI), Gudang Garam (GGRM), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Bukit Asam (PTBA).

Seperti diketahui, Perusahaan raksasa bidang properti Hong Kong, China Evergrande diperkirakan mengalami gagal bayar pada pembayaran bunga pekan ini. Dikutip dari The Straits Times, perusahaan di ambang kehancuran karena tumpukan utang lebih dari US$ 300 miliar atau setara Rp 2.437 triliun (Asumsi kurs: Rp 14.246/US$).

Pemerintah Negeri Panda akan mengambil tindakan untuk mencegah krisis semakin membesar. Hasil analisis Citigroup Inc, beberapa bank besar seperti Ping An Bank, China Minsheng Banking Corp, hingga China Everright Bank Co mungkin akan menjadi korban risiko kredit dari raksasai properti tersebut.

"Pembuat kebijakan akan mencegah risiko sistematis dan mengulur waktu untuk menyelesaikan risiko utang dan mendorong pelonggaran kredit secara keseluruhan,” tulis analis Citibank Judy Zhang, dikutip dari , Selasa (21/9).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...