Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Membuat Tubuh Lemah dan Mudah Sakit?

Intan Nirmala Sari
29 September 2021, 13:50
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVD-19 kepada warga di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/7/2021). Kementerian Kesehatan mencatat per 31 Juli 2021 jumlah warga yang telah menerima vaksin COVID-19 untuk dosis pertama mencapa
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVD-19 kepada warga di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/7/2021).
GNI: Keliru
 

Masyarakat masih sering dibuat ragu dengan manfaat dan keamanan suntik vaksin Covid-19. Terkadang, sebagian orang berspekulasi bahwa vaksin Covid-19 bisa membuat daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit. Info-info tersebut juga masuk hingga ke lingkungan pedagang pasar di seluruh Tanah Air.

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), cukup banyak kabar hoaks yang masuk ke pasar. Kabar terbanyak mengenai missinformasi bahwa vaksin Covid-19 untuk menyembuhkan penyakit Covid-19. Lebih dari setengah atau 62,6% pedagang pasar pernah mendengar kabar tersebut.

Selain itu, 62,4% dari 1.454 total pedagang pasar yang disurvei menyatakan pernah mendengar informasi bahwa vaksin Covid-19 masih diragukan kehalalannya atau tidak halal. Sedangkan 44,6% pedagang pasar juga mendengar bahwa vaksin Covid-19 membuat daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit. 

Sebanyak 73,7% pedagang pasar mencari informasi tentang Covid-19 dari media sosial, disusul 43,9% dari media massa, dan 36,9% dari grup WhatsApp. Di mana, 97% responden pedagang pasar memiliki aplikasi WhatsApp dan 80,9% memiliki akun Facebook.

Menariknya, meskipun kabar tersebut banyak beredar di lingkungan pasar, sebanyak 81,5% pedagang pasar setuju bahwa vaksin Covid-19 dapat digunakan dan aman bagi tubuh. Selain itu, 74,3% dari 1.454 responden pedagang pasar juga setuju bahwa vaksin Covid-19 efektif untuk menghadapi virus Covid-19.  

Penelusuran Fakta

Survei yang dilakukan KIC periode 9 Juni-16 Juli 2021, terhadap 1.454 responden berusia di atas 18 tahun menunjukkan 84,7% tidak ragu dalam menentukan kebenaran informasi yang masuk ke pasar. Mereka sudah bisa menyaring secara jelas apakah informasi tersebut hoaks, atau justru sebaliknya.

Sedangkan 15,3% mengaku masih sering kebingungan untuk menentukan kabar yang beredar benar atau salah. Keraguan terbanyak mengenai kondisi setelah divaksinasi yang memungkinkan atau tidaknya mereka terjangkit Covid-19. Selain itu, dari sisi keamanan, dampak dan efek sampingnya, serta kabar mengenai seseorang yang meninggal karena sudah vaksin.

Melansir laman Covid19.go.id, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan POM, Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt menjelaskan bahwa pemerintah sudah memastikan program vaksinasi hanya dilakukan dengan vaksin yang aman, efektif, dan bermutu secepatnya.

Selain itu, Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat, serta mutu dari vaksin Covid-19 yang digunakan untuk program vaksinasi, sesuai standar yang ditetapkan WHO.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa vaksin dirancang membentuk kekebalan tubuh tanpa risiko terkena penyakit. Umumnya, sistem imun akan memerintahkan badan untuk bereaksi, sebab tekanan darah meningkat sehingga sel imun dapat bersirkulasi.

Merasakan efek samping menandakan bahwa vaksin sedang bekerja dalam tubuh. Meski demikian, tak mengalami efek samping bukan berarti vaksin tak efektif. Itu artinya, setiap orang merespons vaksin secara berbeda. “Tak ada korelasi antara absennya efek samping reaktogenik dan efikasi vaksin. Jadi, siapa pun yang tak merasakan efek samping juga dilindungi vaksin,” ujar Wakil Dekan Kesehatan Global NUS Saw Swee Hock School of Public Health, Profesor Hsu Li Yang, dikutip dari The Straits Times.

Respons individu terhadap vaksin berbeda-beda. Vaksin tetap bekerja pada individu yang tak merasakan efek samping. Setidaknya 20% individu tidak merasakan efek samping setelah imunisasi.

Kominfo hoaks
Kominfo hoaks (Kominfo)

Kesimpulan

Kekhawatiran masyarakat mengenai dampak vaksin Covid-19 bisa membuat daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit adalah tidak tepat. Satuan tugas penanganan Covid-19 juga sudah memastikan bahwa pemerintah hanya akan memilih vaksin yang aman untuk digunakan di Tanah Air. 

Selain itu, Kominfo dalam siaran resminya mengklaim bahwa informasi terkait hasil studi yang menyebutkan vaksin Pfizer menyerang sel darah putih hingga menyebabkan sistem imun lemah adalah hoaks.

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.

google news initiative x katadata

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...