Perlu Partisipasi Masyarakat Berantas Hoaks Vaksin Covid-19

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
19 Oktober 2021, 18:26
Masih ada hoaks di antara kita dan vaksin covid-19
Katadata

Direktur Pengelolaan Media, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nursodik Gunarjo mengakui jika jumlah hoaks yang beredar di masyarakat terkait Covid-19 sudah 2 ribu. Namun, jumlah itu merupakan anak-anak dari info hoaks.

"Induknya 363 substansi. Tetapi dari substansi itu beranak pinak. Kalau data di kami 1.957, tetapi itu data terakhir pada 19 September pukul 06.00 WIB di trust positif kominfo.co.id. Kalau jam ini mungkin bisa sejumlah itu," kata Nursodik.

Ia memaparkan, info hoaks Covid-19 banyak disebar melalui WA dan Facebook (FB). Dua platform ini sering dipakai masyarakat untuk menyampaikan ke teman-teman mereka. Namun terkait isi, mereka tidak create.

"Mereka dapat dari orang lain. Baca judul langsung disampaikan ke orang lain, share. Kita mengkhawatirkan karena literasi digital masyarakat rendah. Artinya mereka pikir apa yang di medsos, itu adalah hal benar belaka. Oleh karena itu tanpa pikir panjang langsung bagi ke orang lain. Ini konsidis berbahaya, karena kelihatan sepele tapi dampaknya sangat berpengaruh terhadap upaya-upaya kita dalam pemberantasan Covid-19. Apalagi terkait vaksin yang masih banyak terpapar oleh isu-isu tidak benar," ungkapnya.

Terkait info hoaks ini, menurut Nursodik, pemerintah telah bersikap tegas. Arahan dari pimpinan di Kominfo, terkait hoaks vaksin langsung takedown. Langkah takedown adalah upaya upaya hilir. Sedangkan di hulu, Kominfo melakukan edukasi dan literasi khususnya literasi digital mengenai Covid-19.

"Di tengah, Kominfo melakukan tracing dan traking konten hoaks. Hilir ada takedown dan penegakan hukum. Tiga langkah ini sejauh ini berjalan baik. Selama tiga hal ini berjalan efektif dan kontinyu, konten hoaks akan berkurang. Kalau dilihat tren akhir-akhir ini menurun dibanding awal dulu," kata dia.

Sementara itu Redaktur Eksekutif Katadata.co.id, Muchamad Nafi mengatakan, isu hoaks mengenai vaksin Covid-19 dilihat berdasarkan kontennya tidak baru. Informasi hoaks itu terkadang direproduksi dengan kontesn yang sama tetapi dikemas dalam bungkus sedikit berbeda. Sebagai contoh konten efektivitas vaksin, dan vaksin mengandung chip. Ketika Presiden Joko Widodo divaksin, yaitu pada Januari, informasi hoaks vaksin muncul Februari-Maret dengan kontens yang sama. Saat survei dilakukan pada Juni, info hoaks masih seputar itu dan sebagain dipercaya masyarakat.

"Memang ke depan masih perlu kolaborasi antara government dan stakehorder. Bagaimana membangun kerjasama dengan komunitas karena sekarang banyak komunitas berperan mengambil kebijakan di ekosistem, atau tokoh masyarakat dan tokoh agama. Itu penting sebagai salah satu speaker bahwa vaksin dan Covid-19 yang benar," ucapnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...