Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Bagi Lingkungan

Siti Nur Aeni
22 Oktober 2021, 18:54
Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Bagi Lingkungan
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Warga membawa bibit bakau untuk ditanam di perairan pantai Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (22/5/2021). Penanaman bakau oleh Yayasan Kehati dan lembaga Divers Clean Action (DCA) di Pulau Harapan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia sekaligus sebagai kampanye pelestarian hutan bakau (mangrove) sebagai pelindung kawasan pesisir dan habitat bagi aneka ragam hayati.

Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat digunakan untuk mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat digunakan untuk membersihkan mata sedangkan kulitnya dapat digunakan untuk obat sakit perut dan menurunkan demam. Daun mangrove apabila dimasukkan dalam air juga bisa menjadi bahan pembius ikan.

8. Pengawet

Pohon buah bisa dimanfaatkan sebagai pewarna dan pengawet kain dan jaring. Pewarnaan ini juga biasa digunakan untuk mewarnai batik. Air rebusan kulit pohon ini juga bisa mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan.

9. Pakan dan makanan

Daun tanaman yang ada di hutan mangrove ternyata mengandung banyak protein. Sehingga biasa digunakan untuk tambahan pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api juga mengantung nektar yang bisa dikonversi menjadi madu dengan bantuan tawon. Buahnya pahit namun jika memasaknya dengan benar dapat menjadi makanan.

10. Bahan bakar dan bangunan

Batang pohon mangrove biasanya digunakan sebagai bahan bakar dengan diolah menjadi arang untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri kecil. Selain itu, batang pohonnya juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

Apabila ukurannya sudah cukup besar, tanaman tersebut juga bisa digunakan sebagai tiang utama atau lunas kapal. Batang kayu ini kuat dan tahan air sehingga cocok untuk bahan bangunan dan penguat tanah.

Kondisi Hutan Mangrove di Indonesia

Di awal sudah dijelaskan bahwa 20% lahan mangrove dunia ada di Indonesia. Namun ternyata luasan hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Mengutip dari Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 12(24), berikut ini rangkuman kondisi hutan mangrove di negara kita.

Sekitar 15 sampai 20 tahun lalu luas hutan bakau di negara kita masih 8 juta hektar. Sebaran mangrove ada di pesisir Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Luas lahan tersebut terus mengalami menurunan seiring berkembangnya waktu.

  • Tahun 1982: terjadi penurunan luasan 4,25 juta hektare.
  • Tahun 1987: mengalami penurunan 3,24 juta hektare.
  • Tahun 1990: tersisa 2,50 juta hektare.

Dalam jurnal tersebut juga diterangkan bahwa kondisi hutan mangrove di Sulawesi Selatan hanya sekitar 97.900 hektare. Terdiri atas kawasan fungsi lindung seluas 49.397 hektare dan fungsi produksi seluas 48.503 hektare tersebar di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Wajo, Bone, dan Sinjai.

Kondisi hutan di Sulawesi Selatan diketahui dalam kondisi kritis jumlahnya relatif sedikit. Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di daerah lain, seperti Sumatera Utara. Kerusakan hutan bakau di daerah tersebut mencapai 6000 hektare.

Penurunan luasan tersebut disebabkan adanya kegiatan konversi menjadi lahan tambak, pemukiman, pelabuhan, jalan, hotel, apartemen, penerbangan liar, dan lain sebagainya. Penurunan luasan hutan mangrove memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan khususnya masyarakat yang tinggal di daerah di pesisir.

Upaya Melestarikan Hutan Mangrove

Untuk melestarikan hutan mangrove perlu beberapa hal yang harus dilakukan. Mengutip dari dlh.semarangkota.go.id, berikut ini beberapa upaya melestarikan hutan mangrove.

1. Pengadaan bibit

Sejauh ini bibit yang ditanam berasal dari alam. Namun jika hal tersebut terus dilakukan bisa menyebabkan kelangkaan bibit pohon mangrove. Maka dari itu perlu untuk melakukan pengadaan bibit untuk mencegah kelangkaan bibit alami.

2. Menjaga kesehatan bibit

Selain ketersediaan bibit mangrove, kualitas dari bibit tersebut juga harus diperhatikan. Bibit yang sehat akan tumbuh menjadi pohon yang berkualitas.

3. Reboisasi

Penenaman kembali atau reboisasi hutan bakau yang sudah rusak juga sangat penting dilakukan. Proses reboisasi ini akan semakin baik jika dilakukan bersama dengan masyarakat. Agar masyarakat turut merasa memiliki sehingga bisa bersama-sama merawat hutan bakau tersebut.

4. Mengatur tata ruang

Upaya pelestarian selanjutnya yaitu dengan mengatur kembali atau menata pesisir pantai, wilayah pemukiman, dan vegetasi yang ada di daerah tersebut. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian alam, penataan hutan mangrove juga berpotensi menjadi tempat wisata.

Hutan mangrobe dapat menjadi ekowisata yang menarik bagi wisatawan. Ekowisata yang dapat dilakukan misalnya menanam bibit bakau bersama. Sehingga semakin banyak wisatawan yang datang, maka semakin banyak pohon mangrove yang ditanam. Ekowisata tersebut sudah dilakukan di hutan mangrove Kulon Progo Yogyakarta.

Itulah beberapa hal tentang hutan mangrove yang bisa kita ketahui. Karena memiliki beragam fungsi dan manfaat, maka sudah sepatutnya kita saling bahu membahu untuk melestarikan ekosistem pinggir pantai tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...