Dua Tahun Pandemi, Perempuan Masih Terjebak Beban Ganda Domestik

Arie Mega Prastiwi
17 Februari 2022, 21:18
Katadata Perempuan | Kesetaraan Gender
123RF
Perempuan miliki beban ganda selama pandemi (Ilustrasi)

“Terlepas dari kemajuan kesetaraan gender dalam beberapa dekade terakhir, pencapaian ini tidak merata, tidak cukup cepat dan mengalami banyak kemunduran terutama di masa pandemi yang kita alami,” kata UN Women Indonesia Country Representative and ASEAN Liaison Jamshed M Kazi.

Ada banyak fakta penting yang menimpa perempuan ditemukan selama pandemi.  Partisipasi kerja  perempuan menurun sebanyak 4,2% yang berarti ada 54 juta perempuan kehilangan pekerjaan di seluruh dunia. “Lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang bekerja di pekerjaan yang rentan terdampak Covid-19.”

Kekerasan yang muncul akibat perempuan yang terjebak bersama pelaku saat berada di rumah saat pandemi, tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga menghambat partisipasi ekonomi perempuan.

Keterlibatan Perempuan

Itu sebab, menurut Menteri PPPA,  dalam G20 dan W20 2022, agenda pemulihan ekonomi pasca pandemik harus dilakukan dengan menggunakan lensa gender. “Untuk memastikan bahwa hal tersebut dapat menangani dampak pandemik yang tidak proporsional terhadap perempuan. Kita perlu memastikan pemulihan ekonomi global mampu mengatasi ketidaksetaraan gender,” katanya. Terlebih di Indonesia, perempuan dengan populasi 49,42% memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

W20 perlu memperkuat kerja sama dengan working group lain yang relevan di forum G20. Agar menaruh perhatian terhadap kekerasan berbasis gender dan isu kekerasan terhadap perempuan. W20 bisa melakukan advokasi  intervensi dalam working group yang relevan dalam G20 baik dalam Sherpa Track mapun Finance Track.

UN Women Indonesia Country Representative and ASEAN Liaison Jamshed M Kazi menegaskan  tidak pemulihan ekonomi yang lengkap dan berkelanjutan jika perempuan tidak diberi prioritas oleh negara G20 yang merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. “W20 yang dibentuk sejak 2015 punya peran strategis dalam mengubah pola pikir pemimpin G20 di dunia, untuk mulai memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.”

Salah satu langkah kongkret dari komitmen yang bisa dilakukan kata Kazi adalah dengan mengurangi ketimpangan partisipasi angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan. Pada 2025 mendatang ketimpangan partisipasi angkatan kerja antara perempuan dan laki-laki di negara G20 akan dipangkas sebesar 25%.

Kontributor: Arin Swandari

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...