Kendala dan Potensi Koalisi Demokrat - Golkar
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menilai bahwa kedua partai belum menunjukkan gelagat berkoalisi jika melihat kepada satu pertemuan di antara kedua ketua umum.
Menurutnya keputusan untuk berkoalisi masih perlu dilihat perkembangannya, mengingat dunia politik yang bersifat dinamis.
“Soal apakah Golkar dan Demokrat akan berkoalisi. Bisa iya dan bisa juga tidak. Saat ini mereka masih silaturahmi saja sifatnya, masih wait and see,” kata Ujang kepada Katadata.co.id pada Senin (9/5).
Dia menyoroti bahwa safari AHY ke tempat para ketum partai, termasuk Airlanga merupakan hal yang wajar, sebab Demokrat tak bisa berdiri sendiri untuk mengusung capres. Sebab, Demokrat masih kekurangan 14% untuk bisa memenuhi presidential threshold atau ambang batas mengusung calon presiden.
“Jadi jika tak melakukan safari ke ketum-ketum parpol, ya salah. Karena bagaimanapun, jika AHY ingin maju di Pilpres 2024 nanti, butuh ketum-ketum partai lain,” terangnya.
Safari politik yang dilakukan AHY dianggapnya sebagai salah satu strategi untuk tetap menjalin komunikasi dengan para elit, seperti para ketum partai. Menurutnya, kunjungan-kunjungan tersebut merupakan bentuk dari penjajakan koalisi.
“Juga strategi mendekati grass root sebagai pemilih. Jadi pendekatan elite dan bawah itu penting dilakukan oleh AHY,” katanya.
Sebelumnya, AHY menjelaskan bahwa kunjungannya ke rumah dinas Airlangga merupakan upaya menjalin silaturahmi. Dalam pertemuan tersebut, dia juga mendoakan Airlangga untuk selalu sehat agar dapat mengemban amanah sebagai Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian dengan baik.
“Intinya in sya Allah, kalau para tokoh politik juga selalu bersilaturahim tidak selalu urusan politik tentunya ya, tapi urusan-urusan yang humanis, kekeluargaan seperti ini, juga akan membangun semangat yang baik ke depan,” katanya dalam keterangan di media sosial resmi Partai Demokrat.
