BUMN Bikin Vaksin Covid-19, Bagaimana Keampuhannya?

Amelia Yesidora
10 Juni 2022, 18:27
vaksin, bumn, covid-19
ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) berbincang dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kanan), Kepala BPOM RI Penny K Lukito (kedua kiri), dan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir (kiri) seusai meninjau Uji Klinis Fase 3 Vaksin COVID-19 BUMN di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/6/2022).

"Vaksin BUMN adalah salah satu alternatif, dan kita akan arahkan ke sana selain vaksin primer yang belum menerima," jelas Dante dalam acara Kick-off  Uji Klinis Fase Tiga Vaksin Covid-19 BUMN, Kamis (9/6).

Kronologi Perkembangan Vaksin BUMN

Honesti menjelaskan proses produksi vaksin BUMN ini dipegang oleh negara, mulai dari hulu ke hilir. Sebelumnya, vaksin buatan dalam negeri ini sudah dalam tahap pengembangan sejak Juni tahun lalu. Dari hasil uji praklinis ke hewan, tidak ditemukan adanya racun yang membahayakan tubuh. 

Tahapan ini dilanjutkan ke uji klinis fase pertama kepada 175 subjek di Semarang dan Jakarta pada 16 Februari lalu. Uji klinis ini menemukan adanya peningkatan titer antibodi pada hari ke-28 pasca suntikan kedua. Peneliti juga melakukan pengawasan dalam jangka waktu enam bulan

Fase dua dimulai pada 13 April lalu kepada 360 subjek yang berasal dari Semarang, Padang, dan Makassar. Uji klinis fase kedua ini fokus pada pemilihan formula vaksin mana yang terbaik untuk kemudian diuji ke fase ketiga. Peneliti menggunakan dua formula serta satu vaksin placebo

Satu dari tiga formula yang digunakan dalam uji klinis fase kedua berhasil meningkatkan titer antibodi subjek lebih dari empat kali sebelum vaksin, serta nilai seropositif 100%. Sedangkan efek sampingnya hanya nyeri otot ringan. 

Dalam waktu dekat, Bio Farma juga akan memulai uji klinis tahap ketiga Vaksin Merah Putih yang dikembangkan bersama LBM Eijkman. Honesti menjelaskan perusahaannya mengembangkan dua jenis vaksin berbeda agar dapat menyiapkan antisipasi bila ada kegagalan di salah satu percobaan.

“Pernah ada satu vaksin yang dikembangkan di Jerman, pada uji tahap tiga ternyata tidak memenuhi standar WHO dan harus mengulang dari awal,” katanya. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...