Mencari Solusi Ketimpangan Digital dalam Forum G20

Sahistya Dhanesworo
Oleh Sahistya Dhanesworo - Tim Riset dan Publikasi
12 Agustus 2022, 16:06
Di tengah derasnya arus transformasi digital, masalah ketimpangan digital menjadi hal yang tak kalah penting untuk dibicarakan.
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww

Misalnya, pelamar kerja akan lebih mudah mencari lowongan pekerjaan, begitupun pengusaha yang dimudahkan untuk mencari karyawan dengan cara memasang iklan lowongan kerja di media digital. Kemudian, penjualan produk yang memanfaatkan internet juga akan lebih mudah menjangkau calon konsumen yang lokasinya jauh dari lokasi produsen. 

Di sisi lain, akses terhadap layanan kesehatan juga akan lebih mudah dijangkau oleh berbagai kalangan dengan kehadiran internet. Akses layanan pendidikan juga akan lebih terbuka secara luas jika masalah ketimpangan digital dapat diatasi.

Alternate Chair DEWG G20 Dedy Permadi menyatakan, negara-negara G20 memiliki kebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan digital dan literasi digital. Dedy juga menyatakan bahwa literasi digital merupakan alat pemberdayaan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang lebih inklusif. 

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi teknologi berbasis internet. Dan, pada saat yang sama, momen ini juga sekaligus mengungkap masalah ketimpangan digital. Untuk itu, masing-masing negara memiliki tantangannya tersendiri perihal pemenuhan infrastruktur dan layanan digital. 

Hal ini juga ditambah dengan fasilitas jaringan yang belum terjangkau bagi semua orang, serta kurangnya literasi digital masyarakat. 

Untuk itu, selain membangun infrastruktur dan mengangkat isu ketimpangan digital dalam forum G20, upaya peningkatan kemampuan digital dilakukan Kementerian Kominfo dengan menginisiasi edukasi literasi digital lewat kerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Dalam kaitan dengan ekonomi, literasi digital berperan krusial dalam optimalisasi potensi ekonomi digital. Menurut laporan yang dirilis Google dan Temasek pada 2021, nilai ekonomi digital Indonesia saat itu mencapai US$70 miliar. Angka ini diproyeksikan naik menjadi US$230 miliar dalam skenario base case dan US$330 miliar dalam skenario high case.

Sementara bila bicara ketimpangan digital, literasi digital, khususnya di tingkat desa dapat mendorong transformasi serta inklusi ekonomi sehingga perputaran ekonomi digital tidak hanya terjadi di area urban.

Dalam program edukasi tersebut, Kementerian Kominfo menekankan empat pilar utama, yakni kemampuan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture) dan keamanan digital (digital safety). Lebih jauh seputar implementasi pilar literasi digital dapat Anda simak melalui pranala info.literasidigital.id.

*

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...