IDAI Peringatkan Bahaya Campak yang Lebih Mematikan dari Covid-19

Andi M. Arief
20 Januari 2023, 05:05
IDAI
ANTARA FOTO/Rahmad/nym.
Petugas menyuntikkan vaksin difteri tetanus (DT) saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Kamis (1/12/2022).

Anggraini mencatat sebanyak 646 anak terkena campak dan 144 anak memiliki gizi buruk. Alhasil, sebanyak 70 anak meninggal karena campuran keduanya.

"Seperti masyarakat Suku Baduy atau Papua waktu Covid-19 menyerang nggak mati, tapi begitu kena campak mereka mati. Campak dengan orang-orang enggak berkerumun, virusnya sudah ke mana-mana," katanya.

Menurut Anggraini, tingginya penularan campak disebabkan oleh metode transmisinya yang menggunakan udara. Selain itu, seseorang diketahui terkena campak saat ruam merah tampak jelas atau empat hari setelah tertular. Oleh karena itu, Anggraini memaparkan tingkat imunitas kelompok yang harus dicapai untuk menangkal campak adalah 91-94%.

Anjloknya Tingkat Imunisasi

Lebih jauh ia menilai, penetapan 53 KLB pada awal tahun 2023 oleh Kemenkes disebabkan oleh melonjaknya kasus campak hingga 32 kali secara tahunan pada 2022 menjadi 3.341 kasus yang telah disaring dari 13.290 suspek. Adapun status KLB diberikan karena dua hal, yakni lonjakan kasus penyakit atau munculnya penyakit yang belum pernah terjadi di satu wilayah.

Anggraini berpendapat sebab dari lonjakan kasus campak bukan hanya karena pandemi Covid-19. Pasalnya, pandemi Covid-19 membuat tingkat imunisasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, anjlok.

Ia menemukan tingkat imunisasi campak sudah mulai memasuki tren penurunan pada 2014-2015. Menurutnya, tingkat imunisasi terendah ada di DI Aceh sejak 2015. Namun tren penolakan vaksin karena alasan kehalalan tidak dinilai tidak menjadi pemicunya.

"Tidak melulu karena kehalalan vaksin. Kebanyakan karena enggak tahu bahwa penyakit campak itu ada dan memandang tidak perlu divaksin campak," kata Anggraini.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...