Tiga Capres Diminta Waspadai Lima Ancaman di Laut, Apa Saja?

Ameidyo Daud Nasution
6 Februari 2024, 16:02
laut, capres, kelautan
Katadata
Acara Deteksi Keamanan Laut Indonesia yang digelar Indonesia Ocean Justice Initiative dengan Katadata Insight Center, Selasa (6/2).
Button AI Summarize

Tiga calon presiden diminta untuk menjaga keamanan laut jika memimpin nantinya. Capres juga diingatkan potensi ancaman baru di laut yang perlu segera ditangani.

Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Ocean Justice Initiative Mas Achmad Santosa mengatakan sistem keamanan laut yang tangguh adalah syarat utama pembenahan. Apalagi menurutnya letak geografis dan potensi perikanan menjadikan Indonesia rentan.

"Kami harap ini bisa menjadi masukan (capres)," kata sosok yang akrab dipanggil Ota ini dalam acara diskusi bertajuk Deteksi Keamanan Laut Indonesia yang digelar Indonesia Ocean Justice Initiative dengan Katadata Insight Center, Selasa (6/2).

Acara tersebut juga dihadiri perwakilan dari seluruh tim sukses capres dan cawapres. Mereka yang hadir adalah Laksdya (Purn) Achmad Djamaludin dari Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Bobby Rizaldi dari Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Jaleswari Pramodhawardani dari Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Beberapa temuan Indonesia Ocean Justice Initiative adalah:

1. Kapal Riset Asing

Indonesia Ocean Justice Initiative mendeteksi adanya kapal riset asing yang masuk tanpa izin. Ada dua kapal Cina yang melakukan riset sepanjang tahun lalu dan masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Kapal tersebut sebelumnya melakukan riset di seluruh Laut Cina Selatan. Dalam perjalanannya kapal itu melintasi wilayah Vietnam, Filipina, Brunei, hingga sempat memasuki Indonesia.

"Riset yang dilakukan ini masif," kata pemapar hasil studi Indonesia Ocean Justice Initiative, Imam Prakoso.

2. Tumpahan Minyak

Ancaman kedua adalah tumpahan minyak di Indonesia, terutama di bagian barat. Imam mengatakan Laut Jawa merupakan laut yang paling tercemar tumpahan bahan bakar tersebut.

Tak hanya itu, perairan sekitar Kepulauan Riau juga rawan tumpahan minyak. Ini karena aktivitas kapal tanker di perairan yang berbatasan dengan Singapura itu sangat tinggi. "Karena tidak ada pengawasan," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...