Kemenhut Akan Kembangkan Bioetanol dari Pohon Aren Sebagai Pengganti BBM
Pemerintah berencana untuk memproduksi bioetanol dari penanaman 1,5 juta pohon aren pada lahan seluas 1 juta hektare (ha). Menteri Kehutanan Raja Juli Antono mengatakan, program penanaman pohon aren ini diproyeksikan dapat menghasilkan 24 ribu kiloliter (kl) bioetanol per ha.
"Ini akan bisa digunakan sebagai bahan baku pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM)," kata Raja Juli di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (30/12).
Meski begitu, hasil nira dari penanaman pohon aren baru bisa dipanen setelah 6 sampai 7 tahun. Raja Juli menegaskan bahwa program ini sudah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.
Penanaman 1,5 juta pohon aren merupakan bagian dari program ketahanan pangan dan energi pada lahan seluas 20 juta hektar yang tersebar di seluruh kawasan lumbung pangan atau food estate di Indonesia.
Salah satu penanaman pohon nira bakal menyasar food estate yang terletak di wilayah kabupaten. Hal ini diharap dapat menjadi lumbung pangan untuk desa-desa setempat. "Ini akan jadi lumbung pangan kecil, misalnya di Aceh Kabupaten dan desa-desa," ujar Raja Juli.
Capai Target Swasembada Pangan dan Energi
Sebelumnya, Raja Juli menyampaikan bahwa Kementerian Kehutanan bakal menggunakan perhutanaan sosial untuk mewujudkan target swasembada pangan dan energi di Indonesia.
Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara, hutan hak, atau hutan adat oleh masyarakat sekitar hutan atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama.
Data Kementerian Kehutanan menunjukkan bahwa luas perhutanan sosial Indonesia mencapai 7,21 juta hektare sampai dengan 2024. Jumlah itu masih jauh dari target yang ditetapkan seluas 12,7 juta hektare.
"Potensi aren tidak hanya terbatas pada pangan, tetapi juga meluas ke sektor energi. Nira aren dapat difermentasi menjadi bioetanol yang merupakan energi terbarukan," kata Raja Juli dalam keterangan tertulis, Jumat (13/12).