Kadin: RI Berpotensi Jadi Produsen Utama Kendaraan Listrik di ASEAN

Image title
27 November 2019, 19:54
Kadin: RI Berpotensi Jadi Produsen Utama Kendaraan Listrik di ASEAN.
Michael Reily|Katadata
Alat pengisian ulang mobil listrik. Indonesia berpeluang menjadi produsen utama kendaraan listrik di kawasan ASEAN.

 Saingi Thailand

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani dalam keterangannya mengatakan, saat ini produksi otomotif Indonesia kalah dari Thailand. Pesatnya kemajuan industri otomotif Negeri Gajah Putih itu disebabkan oleh besarnya dukungan yang diberikan pemerintah.

"Menyambut era mobil listrik, pemerintah Thailand bahkan telah mengobral sejumlah insentif baru," kata Rosan.

Beragam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah negara itu di antaranya, insentif pengurangan bea masuk impor barang modal dan komponen. Kemudian, pemerintah Thailand juga mendukung kegiatan riset dan pengembangan industrinya  melalui insentif pajak penghasilan minimal tiga tahun dan insentif perpajakan berdasarkan lokasi pabrik.

(Baca: Jepang dan Tiongkok Jajaki Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia)

Semakin jauh lokasi pabrik dari Bangkok, insentif yang diberikan juga semakin besar. Hal itu berdampak signifikan terhadap produksi otomotif.

Adapun bagi perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik akan mendapatkan insentif berupa pembebasan pajak 6-10 tahun, jika mereka menghasilkan komponen utama, seperti baterai dan kereta listrik di dalam negeri. Mesin yang diperlukan untuk memproduksi semua jenis kendaraan listrik dibebaskan dari tarif impor.

"Indonesia perlu mengeluarkan kebijakan serupa sebagai implementasi Perpres No 55 Tahun 2019 agar bisa berkompetisi dengan Thailand dalam produksi kendaraan listrik," katanya.

Menurut data ASEAN Automotive Federation, pada 2018 produksi kendaraan Thailand telah mencapai 2,1 juta unit. Sedangkan Indonesia baru mencapai 1,3 juta unit.

Produksi kendaraan Thailand pun lebih berdaya saing di pasar global dengan jumlah ekspor yang mencapai 53% dari jumlah produksi 2018. Sementara itu, produksi kendaraan Indonesia lebih banyak dipasarkan di dalam negeri dengan porsi 74%, sedangkan ekspornya baru mencapai 26%. 

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...