Terdorong Permintaan, Harga CPO Diprediksi Naik hingga Mei 2019
Derom mengakui, harga CPO memang mulai bergerak naik sejak November 2018 akibat permintaan yang mulai meningkat seiring besarnya kebutuhan. Sementara sebelumnya, permintaan CPO relatif sepi peminat akibat banyak stok.
Sepanjang 2019 p roduksi CPO nasional diperkirakan sekitar 44 juta ton, tumbuh 10% dari 40 juta ton pada 2018.
(Baca: Gapki: Volume Ekspor Sawit 32,02 Juta Ton Sepanjang 2018)
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan volume ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya sepanjang 2018 mencapai 32,02 juta ton, naik tipis 3,1% dari realisasi 2017 sebesar 31,05 juta ton. Namun, penurunan harga sawit menjadikan penjualan sawit secara nominal merosot.
Sekretaris Jenderal Gapki Kanya Lakhsmi Sidarta menyatakan sepanjang tahun lalu, permintaan global masih tumbuh meski tidak signifikan. "Harga sangat mempengaruhi penjualan karena nilainya turun," kata Lakhsmi kepada Katadata.co.id, Kamis (24/1).
Penurunan harga sawit juga menyebabkan nilai ekspor pada tahun lalu ikut anjlok. Data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO tahun lalu sebesar US$ 17,89 miliar, turun 12,02% dibandingkan capaian pada 2017 sebesar US$ 20,34 miliar.
Sementara Gapki mencatat, ekspor sawit CPO sebagai bahan baku pada tahun lalu berkontribusi sebesar 22%, oleochemical 3%, biodiesel 1%. Sehingga, ekspor 74% lainnya dalam bentuk minyak kelapa sawit olahan.