Hipmi: Mahalnya Tiket Pesawat Tidak Baik untuk Dunia Usaha

Rizky Alika
5 April 2019, 05:00
Pesawat Citilink di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasi 24 pesawat berbadan lebar Aibus A330 sementara unit biaya rendahnya Citilink mengoperasikan 51 unit A320. 
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pesawat Citilink di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasi 24 pesawat berbadan lebar Aibus A330 sementara unit biaya rendahnya Citilink mengoperasikan 51 unit A320. 

(Baca: Aturan Terbaru, Pemerintah Naikkan 5% Tarif Batas Bawah Tiket Pesawat)

Ajib melihat sejumlah penerbangan mulai menurunkan harga tiket pesawat. Misalnya, harga tiket rute Jakarta-Balikpapan telah turun sebesar Rp 500 ribu menjadi Rp 1,4 juta. "Beberapa hari terakhir harga tiket pesawat sudah masuk akal," ujarnya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang angkutan udara tujuan domestik turun 15,5% dari 6,6 juta pada Januari menjadi 5,6 juta orang di Februari 2019. Secara tahunan, jumlah penumpang pesawat tujuan domestik pun turun 15,4% dari 14,5 juta pada Januari-Februari 2018 menjadi 12,2 juta orang di periode yang sama tahun ini.

(Baca: Menpar: Harga Tiket Pesawat Mahal, Wisatawan Batalkan Perjalanan)

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ada dua faktor penyebab turunnya jumlah penumpang pesawat pada Februari 2019. Pertama, karena jumlah hari pada Februari jauh lebih sedikit dibanding Januari. Kedua, mahalnya harga tiket pesawat dalam beberapa waktu terakhir.

"Persoalan harga tiket pesawat yang menjadi keluhan masyarakat terlihat di berbagai bandara, khususnya penerbangan domestik," kata dia

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...