Boikot H&M di Tiongkok Berlanjut hingga Penutupan Toko Secara Paksa

Happy Fajrian
30 Maret 2021, 18:54
boikot h&m, tiongkok, merek
website id.hm.com
Ilustrasi gerai retail fesyen Swedia H&M. Toko peritel asal Swedia H&M di Tiongkok ditutup secara paksa seiring polemik terkait kapas Xinjiang yang diduga diproduksi dengan kerja paksa etnis Uighur.

H&M, Nike, Adidas, Gap, Uniqlo tergabung dalam Better Cotton Initiative (BCI), sebuah grup yang mempromosikan produksi kapas berkelanjutan. BCI pada Oktober 2020 menyatakan tidak akan menggunakan kapas yang diproduksi di provinsi Xinjiang.

Ini terkait dengan dugaan kerja paksa etnis minoritas Uighur di provinsi tersebut dalam proses produksi kapas. H&M tahun lalu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa mereka sangat prihatin atas laporan kerja paksa di Xinjiang.

Bahkan UE, Inggris, dan AS telah menjatuhkan sanksi kepada 10 orang pejabat pemerintah yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di sana, dan empat entitas salah satunya the Mercator Institute of China Studies. 

Otoritas Tiongkok menyangkal tuduhan tersebut. Pada konferensi pers yang digelar Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Beijing kemarin, Senin (29/3), seorang pejabat pemerintah daerah otonomi Xinjiang Uighur, Xu Guixang, mengatakan bahwa kawasan ini telah mengatasi ancaman kekerasan dan terorisme di masa lalu.

“Kami berharap lebih banyak merek asing seperti H&M dapat membedakan mana yang benar dan salah. Orang-orang Tiongkok, termasuk di Xinjiang, marah atas sanksi terhadap individu dan entitas relevan di Xinjiang oleh pihak asing dengan dalih pelanggaran HAM,” kata Guixang, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Tidak hanya publik Tiongkok, perusahaan produsen pakaian olah raga Anta dan Li Ning turut membela penggunaan kapas Xinjiang dan mendapat dukungan dari konsumennya. “Produk Li Ning selalu nyaman. Produk dalam negeri semacam ini layak didukung,” kata warganet Tiongkok melalui media sosial Weibo.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...