Viral di Jagat Maya, Benarkah Produk Impor Kuasai E-Commerce

Desy Setyowati
19 Februari 2021, 15:36
#SellerAsingBunuhUMKM Viral, Benarkah Produk Impor Kuasai E-Commerce?
123rf/rawpixel
Ilustrasi e-commerce
  • Tagar #ShopeeBunuhUMKM, #SellerAsingBunuhUMKM, dan Mr Hu viral di Twitter
  • Shopee mengklaim, hanya 0,1% penjual lintas negara di platform
  • Kementerian Perindustrian pernah menyebut bahwa 90 % produk yang dijual di e-commerce merupakan impor

Tagar #ShopeeBunuhUMKM, #SellerAsingBunuhUMKM, dan Mr Hu masuk topik populer di Twitter belakangan ini. Warganet menyoroti banyaknya penjualan produk impor di e-commerce. Namun, apakah benar barang impor mendominasi di platform marketplace seperti dalam trending topic tersebut?

Ketiga kata kunci itu populer setelah beberapa warganet mengunggah gambar produk yang mereka beli di e-commerce. Pada paket tertulis nama pengirim Mr Hu, yang alamatnya di Shangxue Industrial Park, Guangdong, Tiongkok.

Advertisement

Warganet lainnya mengomentari banyaknya pengguna yang membeli produk impor di e-commerce. Influencer Tirta Mandira Hudi atau dikenal dokter Tirta pun ikut berkomentar, dan menilai kondisi ini bisa membunuh bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Meski begitu, perwakilan Shopee Indonesia menegaskan bahwa 98,1 % dari empat juta penjual aktif di platform merupakan UMKM. Hanya 0,1 % yang merupakan pedagang lintas negara.

Produk dari penjual lokal masih mendominasi di Shopee yakni 97 %. Secara rinci, penjualan produk UMKM di dalam ekosistem 71,4 %, lintas negara 3 %, dan sisanya pedagang besar lokal.

Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengatakan, perusahaan berkomitmen mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis UMKM Indonesia. “Dengan memberikan sorotan khusus melalui inisiatif dan inovasi yang dihadirkan sejak awal Shopee berdiri,” kata Radityo dalam siaran pers, Jumat (19/2).

Lalu, bagaimana dengan data pemerintah? Badan Pusat Statistik (BPS) sebenarnya sudah meminta penyelenggara e-commerce untuk berbagi data sejak 2017.

Namun, BPS masih menyusun aturan teknis terkait pengumpulan data transaksi e-commerce. Ini merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE).

BPS pun tengah membangun sistem agar penyelenggara e-commerce bisa memasukkan data. Sistem ini ditargetkan rampung pada bulan depan.

Alhasil, sejauh ini BPS baru mempunyai data transaksi e-commerce per 2019. Data jumlah penjual di tiap-tiap daerah misalnya, dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

BPS juga mencatat, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 439 triliun pada 2017. Namun, lembaga negara ini tidak memerinci porsi produk impor.

Sedangkan Bank Indonesia memperkirakan, transaksi e-commerce naik 33,2 % dari Rp 266,3 triliun pada 2020 menjadi Rp 337 triliun tahun ini. Rinciannya sebagai berikut:

Meski begitu, pada 2019, Kementerian Perindustrian pernah menyatakan bahwa 90 % produk yang dijual di e-commerce merupakan impor. Hal serupa sempat disampaikan oleh Kementerian Perdagangan pada 2018.

Sedangkan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sempat mengeluhkan sulitnya mendorong konsumen untuk memakai produk busana lokal. “Kuliner, upayanya tidak terlalu berat. Kalau kriya dan fashion, warga Indonesia terkadang masih suka produk luar negeri,” katanya dalam seminar virtual bertajuk ‘Festival Usaha Milik Kaum Milenial’, Oktober tahun lalu (26/10/2020).

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) terbaru, 34,2% konsumen menyukai pakaian impor. Sedangkan 42,9% menggemari sepatu dari luar negeri.

Bahkan, 61,7 % responden memilih barang elektronik impor. Selain itu, 75,4 % menyukai gadget buatan luar negeri ketimbang lokal.

Riset bertajuk ‘Perilaku Belanja Konsumen Indonesia’ itu mengacu pada hasil survei terhadap 6.697 responden usia 17-65 tahun. Survei dilakukan selama 13-17 Oktober 2020.

Sedangkan riset KIC dan Kredivo sebelumnya menunjukkan, produk busana berkontribusi 30 % terhadap total transaksi di e-commerce. Begitu juga dengan sepatu yang masuk kategori aksesori fashion.

Busana masih menempati posisi teratas dari sisi penjualan di e-commerce sejak 2016 lalu, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement