DPR Khawatir Data yang Dikumpulkan Gojek - Grab Dipakai Kampanye Hitam

Fahmi Ahmad Burhan
8 Oktober 2021, 20:09
DPR, UU Pelindungan Data Pribadi, gojek, grab, pilpres 2024,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) khawatir, data agregat yang dikumpulkan oleh perusahaan teknologi seperti Gojek hingga Grab di Indonesia, dipakai untuk kampanye hitam dalam pemilihan umum (pemilu). Untuk itu, parlemen ingin ini diatur dalam Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (RUU PDP).

Berdasarkan laman Fakultas Hukum Universitas Indonesia, kampanye hitam cenderung ke arah fitnah dan menyebarkan berita bohong terkait kandidat tertentu. Sedangkan contoh kampanye negatif yakni penyalahgunaan fasilitas negara atau fasilitas umum.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan tidak yakin ada partai politik atau politikus yang mampu mengolah data melalui mahadata (big data) untuk kampanye hitam dalam pemilihan presiden atau pilpres 2024.

Namun ia tetap khawatir, data agregat dimanfaatkan untuk kampanye hitam. Apalagi semakin banyak perusahaan teknologi yang mengelola informasi transaksi pengguna menjadi data agregat.

"Bayangkan saja, aplikasi ojek online bisa memetakan pola mobilitas warga di suatu wilayah. Begitu juga pola konsumsinya," kata politisi Partai NasDem itu kepada Katadata.co.id, Jumat (8/10). "Ada 270 juta warga Indonesia yang menjadi sasaran penjualan."

Data yang dikelola oleh perusahaan teknologi seperti Gojek dan Grab memang bukan bersifat pribadi, melainkan agregat. Namun ia khawatir ini menjadi bahan dasar bagi program micro-targeting.

Ia mencontohkan skandal pencurian data puluhan juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica yang mencuat pada 2018. Cambridge Analytica merupakan lembaga konsultan yang disewa oleh penasihat politik mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Bannon untuk memenangkan pilpres AS pada 2016.

Namun, pencurian data oleh Cambridge Analytica itu dilakukan lewat aplikasi kuis kepribadian yang dibuat oleh peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, sejak 2013.

Aplikasi yang dibuat oleh Kogan yakni ‘this is your digital life’ diuji pada Juni 2014 kepada 300 ribu pengguna Facebook. Namun, Cambridge Analytica tidak hanya mengakses data peserta kuis, melainkan teman-teman responden di Facebook.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...