Enam Startup Indonesia Gelar Akuisisi dan Merger sejak Awal Tahun

Fahmi Ahmad Burhan
16 Maret 2022, 16:56
startup, merger dan akuisisi, zenius, yummy corp,
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2019.

Kurang dari tiga bulan, setidaknya ada enam startup Indonesia yang menjalankan strategi merger dan akuisisi. Investor dari kalangan modal ventura menilai, langkah exit strategy ini akan menjadi tren tahun ini.

Yang terbaru, startup Chilibeli diakuisisi oleh WeBuy dari Singapura. Keduanya bergerak di bidang social commerce, atau bagian dari e-commerce.

Berdasarkan laporan McKinsey, social commerce adalah platform yang memfasilitasi jual-beli produk melalui media sosial. Sedangkan e-commerce memfasilitasi transaksi, termasuk pembayaran dan pengiriman.

Nilai akuisisi Chilibeli oleh WeBuy tidak diungkapkan. Startup asal Singapura ini hanya menyampaikan bahwa akuisisi bertujuan menciptakan sinergi yang lebih kuat.

"Sumber daya Chilibeli saat ini terdiri dari group leader, pergudangan, dan staf, semuanya sinergis dengan bisnis kami," kata CEO WeBuy Vincent Xue dikutip dari Asia Tech Daily, Selasa (15/3).

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro pada tahun lalu, memprediksi bahwa banyak startup menjalankan exit strategy pada 2022. "Opsi ini bisa memberikan likuiditas ke investor atau pendiri," ujar Eddi kepada Katadata.co.id, tahun lalu (16/8/2021).

Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang berfokus memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian, seperti pencatatan saham perdana ke publik atau IPO, merger, dan akuisisi.

Ernst & Young (EY) pun mencatat, startup Indonesia masif merger dan mengakuisisi sejak tahun lalu. Ini bertujuan mendapatkan untung pada 2022. 

Dalam laporan berjudul EY Global Capital Confidence Barometer, 98% perusahaan meninjau strategi dan portofolio secara komprehensif selama pandemi corona. Mereka bakal berfokus pada investasi.

Selain itu, 37% perusahaan berencana melakukan aksi korporasi seperti merger dan akuisisi secara aktif selama pandemi Covid-19. 

Ketika ditanya terkait strategi setahun, setelah awal pandemi 2020, 13% perusahaan mempertimbangkan untuk mengakuisisi. Ini untuk mengambil potensi pertumbuhan baru.

Riset PwC bertajuk Global M&A Industry Trends yang dirilis pada 2021 juga mencatat, volume merger dan akuisisi perusahaan teknologi global meningkat 34% secara tahunan (year on year/yoy) pada semester II 2020.

Dari sisi nilai, meningkat 118%. Secara keseluruhan, volume merger dan akuisisi sepanjang semester II 2020 meningkat 18%. Sedangkan nilainya naik 94%.

Direktur Investasi BRI Ventures William Gozali menjelaskan, merger dan akuisisi biasanya berfokus pada efisiensi.

“Sekarang terlalu banyak (e-commerce agregasi suplai seperti Tokopedia dan Bukalapak). Nilainya bukan lagi di agregasi, tetapi kurasi. Jadi kalau dilihat merger dan akuisisi, tentu sektor ini,” kata dia dalam acara media gathering virtual Asosiasi Modal Ventura untuk Startup lndonesia (Amvesindo) bertajuk ‘Mengupas Dinamika dan Tren Pendanaan Startup 2020-2021’, November 2020 (2/11/2020).

Katadata.co.id mencatat, setidaknya ada enam startup yang telah menjalankan strategi merger dan akuisisi sejak awal 2022. Keenamnya yakni:

1. Chilibeli

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...