Harga Bitcoin Diramal Terus Anjlok Seperti Fenomena 2017
Harga bitcoin anjlok 13,04% sepekan setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga. Analis memperkirakan, harga mata uang kripto (cryptocurrency) ini terus anjlok hingga di bawah US$ 30 ribu atau Rp 435 juta.
Berdasarkan data dari Coindesk, harga bitcoin turun 2% dalam 24 jam menjadi US$ 33.860 atau Rp 491 juta per koin di perdagangan hari ini (9/5). Harganya anjlok 13% dalam seminggu dan 20,44% sebulan.
Harga bitcoin pekan lalu US$ 39.834 atau Rp 577 juta per koin. Bulan lalu harganya di atas US$ 40 ribu atau Rp 580 juta per koin.
Harga bitcoin saat ini menjadi yang terendah sejak Juli tahun lalu. Harganya pun anjlok 42,16% dari tahun ke tahun (year on year/yoy).
Analis sekaligus chief executive di Factor Peter Brandt menyampaikan, penyebab harga bitcoin terus melorot adalah kebijakan The Fed. Kenaikan suku bunga The Fed membuat imbal hasil obligasi melonjak dan membuat investasi spekulatif seperti bitcoin terlihat kurang menarik.
Ia memperkirakan harga bitcoin terus melorot. “Sekarang US$ 28 ribu diterima secara luas sebagai prediksi penurunan. Saya terpaksa mengubah pandangan saya. Entah harga bertahan di atas US$ 30 ribu atau melewati US$ 28 ribu,” kata Peter melalui akun Twitter @PeterLBrandt, Senin (9/5).
Now that 28,000 is so widely accepted as downside target I am forced to change my view. Either price holds above 30,000 or tanks through 28,000— Peter Brandt (@PeterLBrandt) May 8, 2022
Menurutnya, penurunan harga bitcoin lebih dalam akan terjadi pada jangka pendek. Penurunannya lebih lanjut bisa mencapai 18% dari posisi saat ini.