Cerita Driver Ojek Online Raup Rp 11 Juta/Bulan meski Harga BBM Naik

Desy Setyowati
11 Oktober 2022, 11:40
ojek online, ojol, gojek
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2022).

Memulai aktivitas sejak pagi hari sebagai pengemudi ojek online selama 15 jam, Kiswanto meraup Rp 11,3 juta selama September. Mitra Gojek ini bekerja enam hari dalam sepekan.

Ia bercerita sempat bekerja sebagai asisten manajer di salah satu restoran dengan gaji Rp 4 juta per bulan. Namun pesanan sepi selama pandemi corona.

Kiswanto pun memilih untuk mengandalkan pekerjaan sebagai pengemudi ojek online sepenuhnya dan keluar dari restoran saat pandemi Covid-19. Ia bergabung dengan Gojek sejak 2017.

Pendapatannya sebagai ojek online tak menentu. Rerata sekitar Rp 6 juta – Rp 9 juta per bulan. “Tapi bulan lalu sampai Rp 11,3 juta (termasuk tip dari konsumen),” kata Kiswanto sembari menunjukkan tabel penghasilannya di ponsel kepada Katadata.co.id, Senin (10/10).

Pengemudi ojek online memperoleh Rp 11 juta per bulan
Pengemudi ojek online memperoleh Rp 11 juta per bulan (Katadata/Desy Setyowati)

Selama perjalanan dari Jakarta Barat ke Jakarta Selatan, ia bercerita bahwa penghasilan dua digit itu diperoleh berkat bekerja selama 15 jam per hari. Dia memilih untuk libur pada Minggu.

Dia juga membagikan resep untuk mendapatkan penghasilan Rp 11 juta per bulan. Jika mengandalkan pesan-antar makanan atau GoFood, dia bisa memperoleh Rp 200 ribu – Rp 300 ribu per hari.

“Tetapi motor awet,” ujar dia. Ia juga tidak memerinci jumlah order yang ia ambil untuk mendapatkan penghasilan harian dari GoFood itu.

Apabila memilih untuk menerima order pengantaran barang atau GoSend saja, bisa memperoleh Rp 400 ribu per hari. Tetapi ada beberapa risiko yang ia hadapi, seperti ukuran dan berat barang yang sebetulnya tidak bisa diangkut menggunakan motor.

“Biasanya saya tolak seperti itu. Tetapi ya berpengaruh ke performa,” tambah dia.

Sedangkan jika memilih pesanan pengantaran penumpang atau GoRide, dia bisa memperoleh Rp 600 ribu per hari. “Tetapi motor cepat rusak,” kata dia.

Meski begitu, ia tetap memilih layanan GoRide. Alasannya, tidak perlu menunggu makanan dibuat seperti di GoFood atau lama mencari alamat pengirim seperti di GoSend.

Selain itu, ada faktor seperti kapasitas memori gawai, kecepatan dan cakupan internet hingga lokasi pengemudi ojek online. Faktor-faktor ini dapat menentukan jumlah order yang bisa diterima oleh driver.

Seiring dengan besarnya pendapatan ia yang terima, pengeluaran juga meningkat. Ia menghitung, jika dia mengandalkan order GoFood, pengeluaran untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar Rp 20 ribu – Rp 30 ribu.

Sebab, dia hanya perlu menunggu di sekitar mal untuk mendapatkan pesanan. Lalu mengantarkannya ke konsumen.

Bila dia mengandalkan order GoSend, pengeluaran untuk BBM bisa sekitar Rp 40 ribu per hari. Sedangkan jika Kiswanto memilih GoRide, biaya untuk bahan bakar bisa mencapai Rp 70 ribu per hari.

“Sebelum harga BBM naik bisa Rp 40 ribu per hari,” ujar dia. Ia pun tetap memilih pertalite dari Pertamina, meski banyak yang beralih ke Vivo. “Karena SPBU-nya banyak," tambahnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...