Driver Sering Demo, Benarkah Bisnis Ojol Seperti Gojek & Grab Gagal?

Lenny Septiani
13 Oktober 2022, 16:31
ojek online, gojek, grab, maxim, ojol
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Senin (5/9/2022).

Pengemudi ojek online atau ojol beberapa kali demo terkait tarif, status kemitraan hingga regulasi. Investor dari kalangan modal ventura menilai, bisnis yang digarap oleh Gojek, Grab hingga Maxim ini tetap menarik.

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, sektor taksi dan ojek online sangat diperlukan. Oleh karena itu, ia optimistis layanan ini akan selalu ada.

Maraknya demonstrasi oleh ojek online menurutnya merupakan hal biasa. “Demo atau kendala-kendala yang terjadi menurut saya lebih ke masalah penanganan yang perlu dikoreksi dari berbagai pihak,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Selasa (11/10).

“Tetapi ujungnya akan selalu tetap ada,” tambah dia. “(Demo) pernah terjadi di Amerika Serikat, bahkan bukan hanya dari driver tetapi juga regulator yang komplain.”

Edward mengatakan bahwa sektor taksi dan ojek online yang sudah terbukti memiliki dampak besar dan luas. “Ide bisnisnya menarik,” katanya.

“Ini memudahkan konsumen. Jadi seharusnya akan terus ada,” tambah dia. “Dan kita sebagai konsumen sebetulnya dimanjakan.”

Dia memahami bahwa bisnis Gojek, Grab hingga Maxim dipengaruh juga oleh aturan seperti tarif ojol dan kenaikan harga BBM alias bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya ini bagian dari bisnis yang berfluktuasi.

Namun, “suatu saat pasti akan balance (seimbang) kembali,” kata Edward.

“Memang ada satu sisi mau enggak mau harus menaikkan tarif,” katanya. “Kedua pihak baik penyelenggara maupun driver pasti akan berkurang pendapatannya.”

REVISI KENAIKAN TARIF OJEK ONLINE
REVISI KENAIKAN TARIF OJEK ONLINE (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.)

Bisnis Ojek Online Dinilai Gagal

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai, bisnis taksi dan ojek online lantaran pengemudi sering berunjuk rasa.

“Pengemudi ojek online sebagai mitra tidak akan merasakan peningkatan pendapatan, karena tergerus oleh potongan-potongan fasilitas aplikasi yang sangat besar,” kata dia dalam keterangan pers, Minggu (9/10).

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...