Saham GoTo Masih Seksi? UBS dan Mandiri Sekuritas Punya Jawabannya
UBS, bank investasi berbasis di Swiss, merekomendasikan saham GoTo untuk dimiliki oleh para investor. Hal ini karena, lanjut UBS, perusahaan yang merupakan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini memiliki prospek bisnis dan performa perusahaan yang positif.
Dalam riset terbarunya, UBS menyatakan bahwa GoTo memimpin di empat kategori bisnis internet (e-commerce, pesan-antar makanan, ride hailing, dan fintech) dan diproyeksi akan terus mendapat keuntungan dari peningkatan aktivitas daring yang berkelanjutan.
Performa dan kinerja bisnis GoTo pada keempat kategori itu dipercaya akan meningkatkan Gross Merchandise Value (GMV) GoTo sebesar 16 persen pada 2023 mendatang dengan EBITDA yang disesuaikan menjadi positif di paruh pertama pada 2025, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Q4-2025.
UBS menambahkan bahwa berakhirnya pemberlakuan PPKM dan pencapaian bisnis yang stabil yang semakin menunjukan keuntungan pada 2023 akan semakin mendongkrak nilai saham dan performa GoTo.
Riset yang sama juga memperkirakan segmen fintech GoTo akan mencapai Gross Transaction Value (GTV) US$ 43 miliar atau setara Rp 671 triliun berdasarkan kurs Rp 15.600 per dollar pada 2025 mendatang. Hal ini didasarkan pada lengkapnya solusi fintech yang ditawarkan GoTo mulai dari e-wallet (GoPay), layanan pinjaman digital, asuransi, hingga sektor investasi.
GoTo juga diperkirakan akan dapat membuat kemajuan yang berarti dalam hal optimasi biaya, khususnya insentif dan biaya sales dan marketing (S&M). Hal ini seperti ditunjukkan pada kuartal III 2022 ketika persentase biaya insentif dan S&M terhadap GTV turun dari 4,9 persen di Q3-2021 menjadi 3,9 persen di Q3-2022.
Prediksi UBS didasarkan pada performa Gojek dan Tokopedia. Pengamatan Lab UBS menyebutkan bahwa Tokopedia mengungguli kompetitor selama kampanye belanja pada 2022 (9.9, 10.10, dan 11.11) dengan rata-rata 20 persen.
Pada saat yang bersamaan, GoTo pada bulan September juga mencapai margin kontribusi positif untuk segmen On-demand, beberapa bulan lebih cepat dari target dan telah mengarah untuk mencapai performa Contribution Margin (CM) positif pada 2023.
Margin kontribusi merupakan rasio nilai dari profitabilitas dari masing-masing produk yang ada di perusahaan GoTo sebelum dikurangi oleh biaya operasional.
Tidak hanya UBS, Mandiri Sekuritas juga merekomendasikan para investor untuk membeli saham GoTo dengan target harga (target price) Rp 230 per saham dalam periode 12 bulan ke depan.
Dalam laporannya, Mandiri Sekuritas menyebut meski saat ini tekanan jual jangka pendek masih membebani kenaikan harga saham, potensi menuju profitabilitas akan meningkat seiring dengan monetisasi dan rasionalisasi persaingan.
Potensi peningkatan juga didasarkan pada kenaikan take-rate Tokopedia yang berlaku efektif per 2 Januari 2023. Biaya komisi merchant akan naik 2,4 -3,0 persen. Kenaikan tersebut masih lebih rendah dibanding kompetitor yang menaikkan biaya merchant sebesar 3,2-3,9 persen secara rata-rata.
Mandiri Sekuritas memprediksi akan ada 3,8 persen kenaikan take-rate Tokopedia pada 2023 mendatang, lebih tinggi dari Q3 2022 yang hanya mencatatkan 3,2 persen.
PT Gojek Tokopedia Goto Tbk belakangan menjadi sorotan menyusul fluktuasi harga saham GoTo di bursa. Per Rabu (21/12), harga saham GoTo berada di angka Rp 87.
Turunnya harga saham GoTo dimulai saat berakhirnya periode penguncian atau lock up saham yang berakhir pada Rabu (30/11) lalu dan ditandai oleh aksi pemegang saham yang menjual saham perdana yang dibelinya saat GOTO Initial Public Offering (IPO) pada April 2022.
Pada saat melaksanakan IPO April 2022 lalu, GOTO menyebar 40,62 miliar saham dengan harga Rp 338 per lembar.