Pelaku UMKM Hadapi Empat Tantangan Masuk Ekosistem Digital

Cindy Mutia Annur
11 Agustus 2020, 19:08
Ilustrasi, pelaku UMKM menunjukkan katalog online produknya. Pelaku UMKM dinilai menghadapi empat tantangan untuk masuk ke ekosistem digital.
ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Ilustrasi, pelaku UMKM menunjukkan katalog online produknya. Pelaku UMKM dinilai menghadapi empat tantangan untuk masuk ke ekosistem digital.

Sedangkan, transaksi di e-commerce atau platform digital lain umumnya menggunakan pembayaran non-tunai. Oleh karena itu, salah satu syarat pelaku UMKM bisa mendapat predikat go online adalah mengakselerasi penggunaan pembayaran digital saat hendak masuk ke platform online.

Tantangan terakhir adalah soal mahalnya biaya logistik antar pulau di Indonesia, yang membuat produk UMKM kesulitan menjangkau konsumen di luar wilayahnya.

Manager Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) Rofi Uddarojat mengatakan kendala logistik kerap terjadi di industrinya sehingga membebani konsumen.

"Misalnya, belanja barang di e-commerce hargnya kurang dari Rp 50.000 tetapi ketika dikirim ke Kalimantan ongkos kirimnya justru jadi lebih mahal daripada barangnya. Hal ini harus menjadi perhatian dari para pemangku kepentingan," ujar Rofi.

Menurutnya salah satu solusi jangka pendek yang dapat dilakukan platform e-commerce adalah dengan mengembangkan layanan intra regional untuk meminimalisir ongkos kirim dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebagai informasi, Riset KIC mencatat ada beberapa kendala yang membuat para UMKM sulit memasarkan produknya melalui internet. Kendala itu di antaranya konsumen belum mampu menggunakan internet (34%) , kurangnya pengetahuan menjalankan usaha online (23,8%), tenaga kerja tidak siap (19,9%).

Berikutnya,  infrastruktur telekomunikasi tidak layak (18,4%), dana tidak memadai (9,7%), banyak saingan (3,4%), hanya berjualan offline saja (1,9%), dan sisanya mengklaim tidak memiliki kendala (22,3%).

Secara keseluruhan, 82,9% UMKM yang disurvei dalam riset KIC menyatakan bahwa bisnisnya terdampak pandemi corona. Kemudian, sebanyak 63,9% responden UMKM mengalami penurunan omset sebesar lebih dari 30%.

Riset tersebut dilakukan pada 8-15 Juni 2020 terhadap 206 responden di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Adapun, metode survei yang digunakan yakni secara online dan melalui telepon.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...