Adu Siasat Grab dan Gojek Bersaing di Bisnis Keuangan Singapura

Cindy Mutia Annur
14 Juni 2019, 14:53
Komuter melewati iklan Gojek di Singapura, Senin (4/3/2019).
ANTARA FOTO/REUTERS/EDGAR SU
Komuter melewati iklan Gojek di Singapura, Senin (4/3/2019).

Namun, 2C2P dikabarkan memilih berkembang sebagai perusahaan independen. Perusahaan ini sebenarnya didirikan di Bangkok, Thailand, pada 2003. Fintech pembayaran ini juga beroperasi di Singapura. Pendapatan 2P2C pun tumbuh 74% secara tahunan menjadi US$ 52 juta pada 2018.

(Baca: Gojek dan Grab Berlomba Sediakan Layanan Hotel Sambut Lebaran)

Pesaing Grab, yakni Gojek juga memperkuat layanan keuangannya di Singapura. Gojek membuka opsi pembayaran untuk layanannya di Singapura menggunakan saldo DBS Paylah!. DBS Paylah! merupakan dompet digital besutan Bank DBS.

General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen mengatakan, 35% transaksi atas layanan Gojek dilakukan secara tunai. Artinya, 65% konsumennya saat ini membayar ongkos perjalanan secara non-tunai, termasuk pembayaran digital. “Lewat kerja sama ini, pengguna mendapat pengalaman yang lebih seamless setiap kali menggunakan layanan Gojek,” kata dia dikutip dari The Business Times.

DBS telah bermitra dengan Gojek sejak tahun lalu. "Kami melangkah untuk bermitra dengan Gojek, salah satu perusahaan teknologi paling ikonik di Asia Tenggara guna membangun ekosistem digital inklusif bagi pelanggan kami," kata Group Head of Consumer Banking & Wealth Management Bank DBS Tan Su Shan.

(Baca: Saingi Gojek dan Grab, FastGo Asal Vietnam Masuk Indonesia Akhir 2019)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...