Riset Bain: Konflik AS-Tiongkok Paksa Raksasa Teknologi Ubah Strategi

Desy Setyowati
20 Oktober 2020, 11:45
Riset Bain: Konflik AS-Tiongkok Paksa Raksasa Teknologi Ubah Strategi
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, penasehat keamanan nasional AS John Bolton dan Presiden China Xi Jinping menghadiri jamuan makan malam setelah ktt pemimpin negara G20 di Buenos Aires, Argentina.

Untuk pasar ponsel pintar misalnya, ada empat perusahaan teratas untuk skala global yakni Huawei, Oppo, Vivo dan Xiaomi.  Huawei juga menjadi pemimpin pasar di bidang peralatan jaringan telekomunikasi.

Alibaba Cloud juga menjadi bisnis IaaS terbesar ketiga di dunia. Lalu aplikasi TikTok memiliki 800 juta pengguna aktif bulanan hanya dalam tiga tahun. Sebanyak 100 juta di antaranya di AS.

Bain mencatat, Tiongkok hanya tertinggal di beberapa bidang teknologi, terutama peralatan semikonduktor dan manufaktur. Kemudian, pada alat otomatisasi desain elektronik, unit pemroses sentral (CPUS), unit pemroses grafis (GPUS), susunan infrastruktur yang dapat diprogram di perangkat lunak.

Namun, AS tampaknya menyadari hal itu. Presiden AS Donald Trump menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus lalu, sehingga totalnya menjadi 152.

Akibat kebijakan itu, perusahaan semakin sulit mendapatkan pasokan perangkat. “Sejak Agustus ini menjadi semakin sulit,” kata Wakil Presiden Huawei untuk Eropa Abraham Liu kepada surat kabar Austria, Kurier, dikutip dari Reuters, pekan lalu (11/10).

AS juga berencana membatasi ekspor kepada Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). SMIC merupakan produsen semikonduktor terbesar di Negeri Panda.

Tak hanya itu, AS juga memasukkan TikTok dan WeChat ke dalam daftar hitam terkait perdagangan. Serangan beruntun ini dilakukan ketika Tiongkok berencana merilis cetak biru terkait teknologi skala global, China Standards 2035 pada tahun ini.

Cetak biru yang disebut ‘hype’ itu merupakan bagian dari rencana besar Tiongkok mengembangkan teknologi skala dunia. China Standards 2035 akan menjabarkan rencana pemerintah dalam menetapkan standar global terkait teknologi generasi mendatang.

Itu juga menjadi cara Beijing untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi AS. “Ini merupakan ambisi untuk menetapkan aturan skala dunia pada masa depan, terutama terkait teknologi saat memasuki era baru,” kata salah satu pendiri Horizon Advisory Emily de La Bruyere saat mengikuti acara podcast bertajuk ‘Beyond The Valley’ dikutip dari CNBC Internasional, Juni lalu (22/6).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...