Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online

Desy Setyowati
20 Juni 2018, 17:05
Pabrik Toyota
Donang Wahyu|KATADATA
Pekerja merakit mobil di pusat perakitan mobil Toyota di Karawang, Jawa Barat.

Mengutip dari TechCrunch, jumlah penduduk Asia Tenggara mencapai 600 juta orang, dan setengahnya telah terhubung dengan internet. Populasi pengguna internet itu melebihi jumlah penduduk AS. Tak heran jika startup transportasi online mengincar konsumen di wilayah ini. Begitu pun dengan perusahaan otomotif yang mengincar segmen mitra pengemudi mereka.

(Baca juga: Valuasi Go-Jek Dekati Grab yang Telah Beroperasi di 8 Negara)

Apalagi, Google memproyeksikan transaksi dari industri berbagi tumpangan ini bisa mencapai US$ 20,1 miliar per tahun pada 2025. Nilai itu naik signifikan dibanding tahun lalu yang hanya US$ 5,1 miliar. Potensi ini bisa menjadi ladang uang bagi perusahaan otomotif yang pintar mencari celah bisnis.

Investasi Toyota ke Grab bukanlah yang pertama, meski disebut yang terbesar dari perusahaan otomotif untuk aplikator taksi online. Di Indonesia, PT Astra International Tbk berinvestasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun ke Go-Jek. Melalui investasi tersebut, Astra mendukung unicorn Tanah Air ini berekspansi secara nasional atau bahkan regional. “Main dealer kami di sana (Papua) kuat, nanti kami bisa kolaborasi,” kata Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto.

Sementara di Malaysia, Grab sudah mendapat investasi dari raksasa otomotif asal Jepang, Honda, pada 12 Desember 2016. Setelahnya, Toyota melalui Toyota Tsusho Corp bersama dengan perusahaan sejenis asal Korea Selatan, Hyundai berinvestasi di Grab senilai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 33,2 triliun pada Agustus 2017. Investasi itu bagian dari pendanaan yang dipimpin perusahaan transportasi berbasis online asal Tiongkok, Didi Chuxing dan raksasa teknologi asal Jepang, SoftBank.

(Baca juga: Tak Hanya ke Luar Negeri, Bulan Depan Go-Jek Ekspansi ke 5 Kota Baru)

Secara global, tren perusahaan otomotif berinvestasi di startup transportasi berbasis online bahkan sudah terjadi sejak 2016. General Motors (GM) menggelontorkan investasi sebesar US$ 500 juta dolar atau sekitar Rp6,8 triliun kepada Lyft, pesaing Uber di Amerika Serikat (AS), awal 2016. Dalam kesepakatan itu, GM bersedia meminjamkan kendaraannya kepada penggemudi Lyft dengan bayaran US$ 99 atau setara Rp 1,3 juta per pekan.

Sementara di Eropa, produsen otomotif asal Jerman, Grup Volkswagen menyuntikkan dana senilai US$ 300 juta atau setara Rp kepada Gett, start up transportasi online yang bermarkas di London, pada Mei 2016 lalu. Adapun Gett pertama kali diluncurkan di Israel, pada 2011.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...