Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona

Desy Setyowati
2 April 2020, 16:06
Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Ilustrasi, bus TransJakarta melintas di dekat papan himbauan pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19), di Jakarta, Rabu (1/4/2020).

(Baca: Tiga E-commerce Besar Panen Pengguna dan Transaksi saat Pandemi Corona)

Peningkatan transaksi juga terjadi di platform Tokopedia, terutama produk kesehatan dan bahan pokok. “Produk yang paling banyak dicari seperti masker, cairan antiseptik hingga camilan sehat," ujar VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak.

Begitu juga di Bukalapak. Sebelum ada pandemi corona, barang elektronik dan peralatan rumah tangga merupakan produk yang paling banyak dibeli. Kini, produk dan alat penunjang kesehatan lah yang paling dicari konsumen.

"Sepanjang Maret, kami mencatat peningkatan double digit (10% lebih) untuk pengguna baru," ujar Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono.

(Baca: Elon Musk hingga FBI Ragu Keamanan Zoom, Penggunanya Justru Melonjak)

Selain itu, penggunaan gim dan aplikasi video conference seperti Zoom, Skype, dan lainnya melonjak. Hal ini karena Sebagian besar masyarakat belajar dan bekerja dari rumah alias work form home.

Kendati begitu, beberapa sektor startup terdampak negatif pandemi corona. Permintaan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) baik taksi maupun ojek online menurun hingga 80%.

(Baca: Pendapatan Pengemudi Taksi dan Ojek Online Anjlok 80% Akibat Corona)

Namun, berdasarkan data Gabungan Aksi Roda (Garda), layanan pesan-antar makanan seperti GrabFood dan GoFood masih meningkat sekitar 20%. Layanan ini lah yang menjadi andalan para pengemudi.

Kemudian, teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) mengantisipasi kemungkinan kredit macet melonjak akibat pandemi corona. Sebab, beberapa peminjam mengalami penurunan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait mengatakan, investor memilih untuk menunggu dan melihat (wait and see) sebelum memberikan investasi. Startup yang dinilai mendukung kebijakan pemerintah menekan penyebaran virus corona masih berpotensi diberikan pendanaan.

(Baca: Khawatir Kredit Macet Melonjak, Asosiasi Fintech Kaji Diskon Bunga)

Startup yang dimaksud seperti di bidang kuliner (food and beverage), kesehatan, logistik, dan telekomunikasi. “Saya pikir ini proses yang me-recover satu sama lain,” kata Jefri kepada Katadata.co.id.

Jefri optimistis bahwa perekonomian, termasuk pendanaan ke startup akan membaik pada kuartal III atau kuartal IV 2019, hingga awal 2021. Untuk bisa bertahan sampai saat itu, perusahaan rintisan yang transaksinya anjlok akibat pandemi harus mendorong efisiensi.

“Perusahaan apapun, saat butuh cash, itu yang harus dia usahakan. Ini akan jadi perhatian pemerintah, modal ventura dan investor,” kata Jefri. 

(Baca: Suntikan Dana Investor Diprediksi Anjlok 20%, Startup Harus Efisiensi)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...