Dampak Virus Corona Mengancam Potensi Pendanaan Startup di Asia

Desy Setyowati
Oleh Desy Setyowati - Fahmi Ahmad Burhan
5 Februari 2020, 16:10
Menakar Dampak Virus Corona terhadap Pendanaan Startup Asia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10).

Beberapa startup di Tanah Air juga mengimpor perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) dari Negeri Panda. (Baca: Makin Melambat, Ekonomi RI Kuartal IV 2019 Hanya Tumbuh 4,97%)

Mengingat perlunya kajian mendalam terkait hal-hal tersebut, ia belum bisa berkomentar banyak perihal dampak virus corona terhadap investasi startup Tanah Air. Namun, ia mengingatkan bahwa pandemi ini perlu diantisipasi dampaknya.

Sekadar informasi, pendanaan yang dihimpun startup Tiongkok turun 44% yoy pada 2019, berdasarkan data CVSource, dikutip dari Tech In Asia . Hal itu disebabkan oleh perang dagang AS dan Tiongkok.

Kini, Negeri Tirai Bambu kembali dihadapkan pada kasus virus corona. (Baca: Habiskan Rp 850 Triliun, Virus Corona Jadi Wabah Termahal di Dunia)

Berdasarkan data PwC dan CB Insights, pendanaan dari modal ventura secara global turun 16% secara kuartalan (quarter to quarter/qtoq) pada Kuartal IV 2019. Sedangkan nilai investasi yang masuk ke Asia turun dari US$ 16 miliar menjadi US$ 14 miliar secara kuartalan.

Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 menunjukkan, pendanaan yang diperoleh startup bidang digital ekonomi di Asia Tenggara mencapai US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 106,2 triliun per Semester I 2019. Di Indonesia, investasinya sebesar US$ 1,8 miliar atau Rp 23,8 triliun.

Joint Head, Investment Group Temasek Rohit Sipahimalani mengatakan, pendanaan itu didapat dari 124 kesepakatan. Rohit menilai, pertumbuhan pendanaan ke startup di Indonesia dan Vietnam merupakan yang terbesar di regional.

Hal itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital dan penetrasinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kedua negara yang juga tertinggi. “Kami melihat banyak potensi dalam ekonomi digital Indonesia. Populasi anak muda digital native yang sangat aktif menjadi faktor kunci dalam perkembangan ekonomi mereka,” kata Rohit saat konferensi pers di kantor Google, Jakarta, Oktober lalu (7/10).

(Baca: Riset Google: Investasi ke Startup RI Rp 23,8 T, Terbesar di Regional)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...