Ekonomi Digital RI Capai Rp 619 T: E-Commerce, Fintech & Media Melaju

Desy Setyowati
11 November 2020, 06:30
Riset Google: Nilai Ekonomi Digital Indonesia 2020 Diramal Rp 619 T
ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Ilustrasi, karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020).
Perkiraan GMV ekonomi digital per sektor di Asia Tenggara
Perkiraan GMV ekonomi digital per sektor di Asia Tenggara (Google, Temasek, Bain and Company)

Untuk sektor keuangan seperti teknologi finansial (fintech), transaksinya diprediksi tumbuh pada semua jenis layanan. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel di bawah in:

LayananKenaikan yoyGMV 2020 US$/miliarKenaikan dibanding 2020GMV 2025 US$/miliar
Pembayaran3 %62015 %1.200
Remitansi43 %1518 %35
Asuransi30 %231 %7,6
Pinjaman0 %2332 %92
Investasi116 %2132%84

Sumber: laporan Google, Temasek dan Bain and Company bertajuk e-Conomy 2020

Google, Temasek, dan Bain and Company mencatat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta konsumen mulai mengadopsi layanan keuangan digital. “Perubahan perilaku akan berlanjut. Adopsi dan penetrasinya diprediksi meningkat,” demikian dikutip.

Co-founder sekaligus Managing Partner di East Ventures Willson Cuaca mengatakan, pandemi virus corona mendongkrak transaksi di beberapa sektor seperti e-commerce dan platform penyedia kebutuhan sehari-hari. Begitu juga dengan layanan belajar online seperti Ruangguru, serta media online.

E-commerce Tanah Air menyumbang 50% transaksi industri di Asia Tenggara. Porsi ini akan terus bertahan, terutama jika Indonesia bisa tumbuh melalui jebakan kelas menengah (middle income trap),” kata Willson dalam pernyataan resminya, Selasa (10/11).

Di satu sisi, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet Indonesia naik 8,9% dari 171,2 juta pada 2018 menjadi 196,7 juta per kuartal II 2020. “Fondasi digital sudah dibangun dengan baik. Penduduk semakin terbiasa dengan penggunaan teknologi, model bisnis pun semakin kokoh,” ujar dia.

Ia menilai, laporan Google, Temasek, dan Bain and Company memvalidasi pembangunan ekonomi digital di Nusantara yang melewati semua negara di Asia Tenggara. “Berpotensi meloncat (leap frog) dan bisa dibandingkan dengan ekonomi-ekonomi digital besar lain di seluruh dunia,” katanya.

Momentum ini harus dijaga oleh para startup dan disiplin keuangan, sehingga bisa bertahan dengan baik selama masa resesi. Selain itu, terus membangun fondasi bisnis agar bisa menangkap peluang dari bonus demografi Indonesia dan Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...