Mengapa Unicorn Indonesia Lebih Pilih IPO di AS Ketimbang Hong Kong?

Desy Setyowati
18 Maret 2021, 14:02
Mengapa Unicorn Indonesia Lebih Pilih IPO di AS Ketimbang Hong Kong?
123RF.com/Daniil Peshkov
Ilustrasi saham

“Banyak dari perusahaan teknologi besar ini (di regional) didirikan oleh wirausahawan yang berpendidikan di AS. Atau, dikelilingi oleh investor dan eksekutif senior yang belajar di AS,” kata Li dalam kolom opini di South China Morning Post (SCMP), Selasa (16/3).

Kedua, investor startup digital di kawasan ini kurang terpapar informasi seputar bursa saham Hong Kong. Terakhir, sebagian besar bank investasi Hong Kong belum mengenal perusahaan teknologi Asia Tenggara.

Selain itu, “bank investasi di Hong Kong lebih suka mengerjakan IPO untuk perusahaan teknologi Tiongkok daripada Asia Tenggara,” kata Li.

IPO Kuaishou misalnya, mengumpulkan US$ 5,4 miliar. Lalu, IPO Ant Group, jika jadi dilakukan, akan meraup lebih dari US$ 30 miliar. Di regional, hanya tiga yang memiliki valuasi lebih dari US$ 5,4 miliar, yakni Grab, Gojek, dan Tokopedia.

Akan tetapi, ia melihat peluang yang semestinya bisa diambil oleh otoritas bursa saham Hong Kong untuk menarik unicorn Asia Tenggara. Potensi yang dimaksud yakni banyaknya perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di startup regional.

Berdasarkan kajian Momentum Works dan Cento Ventures, ada lebih dari 50 kesepakatan di Asia Tenggara pada tahun lalu, yang melibatkan investor Negeri Panda. Jumlahnya melonjak signifikan dibandingkan 2014 yang kurang dari 10.

“Ini menunjukkan bahwa lebih banyak pendiri teknologi di regional yang memiliki latar belakang Tionghoa, atau didukung oleh mereka,” kata Li. “Bagi Hong Kong, untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan regional, menarik perusahaan Asia Tenggara untuk mendaftar, akan menjadi sangat strategis dan menguntungkan dalam jangka panjang.”

Di satu sisi, investor AS juga mengincar startup Asia tenggara, termasuk Nusantara. “Indonesia merupakan populasi internet terbesar keempat di dunia, memiliki banyak perusahaan rintisan teknologi yang menarik dan pasar terbesar, "kata wakil presiden di Lightspeed Venture Partners di Singapura, Pinn Lawjindakul, dikutip dari  SCMP, November 2020 (30/11/2020).

Pinn memperkirakan ada lebih banyak perusahaan global yang berinvestasi di Nusantara. “Ini merupakan waktu yang sangat menarik bagi para pendiri dan investor di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata dia.

Unicorn/DecacornInvestor ASInvestor Tiongkok
GojekFacebook, PayPal, Google, Visa, Pegasus Tech Ventures, Sequoia CapitalTencent, JD.Com
TokopediaGoogleAlibaba
TravelokaGFC, Sequoia CapitalJD.com, Hillhouse Capital
BukalapakMicrosoftAnt Financial

Sumber: data diolah

Hal itu terjadi AS dan Tiongkok memulai pemisahan ekosistem teknologi. Keduanya pun mulai mengincar perusahaan teknologi di regional.

"Ini untuk menghindari gangguan dan pemisahan (ekosistem) yang tidak produktif tanpa tujuan,” kata penulis laporan, yang dipimpin oleh analis data Rhodium Adam Lysenko, dikutip dari SCMP, Januari 2020 (15/1/2020).

Indonesia berpeluang menampung lebih banyak peralihan dana dari AS dan Tiongkok. Selain karena jumlah pengguna internet yang hampir mencapai 200 juta, nilai ekonomi digital di Nusantara cukup besar.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk ‘e-Conomy SEA 2020’ nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara US$ 105 miliar atau sekitar Rp 1.475 triliun pada tahun ini. Sebanyak US$ 44 miliar atau Rp 619 triliun di antaranya disumbang oleh Indonesia.

Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor
Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor (Google, Temasek, dan Bain and Company: e-Conomy 2020)

Selain itu, startup di Indonesia mulai mempertimbangkan IPO lewat perusahaan cek kosong atau SPAC. Ini lebih dulu tren di AS.

Secara global, jumlah IPO SPAC pada tahun ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan total setahun penuh 2019. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...