Raksasa Teknologi dan Unicorn Bantu RI Atasi Defisit Talenta Digital

Desy Setyowati
8 April 2022, 14:33
talenta digital, raksasa teknologi, amazon, microsoft, google, unicorn, goto, bukalapak, goto, gojek, tokopedia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10/2019).

Namun Riset AWS dan AlphaBeta menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

Berdasarkan data Linkedin, jumlah talenta digital di Tanah Air hanya 0,2% dari total angkatan kerja pada 2019. Indonesia pun menempati urutan kesembilan dari total 11 negara yang disurvei. Rinciannya sebagai berikut:

Porsi talenta digital dibandingkan total angkatan kerja di 11 negara pada 2019
Porsi talenta digital dibandingkan total angkatan kerja di 11 negara pada 2019 (Telkomsel)

Raksasa teknologi lain yang turut mengatasi defisit talenta digital di Indonesia, yakni Microsoft. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini meluncurkan platform belajar Microsoft Learn, portal inovasi Azure dalam Bahasa Indonesia, dan Microsoft for Startups Founders Hub bagi pemilik startup.

Microsoft juga berkolaborasi dengan 15 universitas negeri dan swasta tahun lalu. Ini bertujuan menyiapkan sertifikasi digital berstandar internasional bagi 3.300 mahasiswa, di bidang data, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), keamanan siber, Azure, atau lainnya.

Perusahaan juga bekerja sama dengan 10 universitas dalam negeri, memberikan pelatihan bagi total 100 dosen untuk menjadi pendidik abad 21.

Microsoft pun menggandeng Kementerian Kominfo dalam melatih sekitar 2.000 orang lewat Digital Talent Scholarship Professional Academy dan Fresh Graduate Academy 2021. Selain itu, melatih 1.121 mahasiswa melalui Program Studi Independen Bersertifikat (PSIB) Microsoft yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka gelaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Google juga memberikan pelatihan digital melalui program Grow with Google. “Ini terbuka untuk umum,” kata Head of Corporate Communications Google Indonesia Jason Tedjakusuma dalam Webinar Selular Congress 2022, akhir bulan lalu (31/3).

Raksasa teknologi itu juga mempunyai beberapa program lain untuk mencetak lebih banyak talenta digital. Google pun bekerja sama dengan startup seperti Aruna dan kementerian.

Perusahaan asal Cina, Huawei turut mengatasi defisit talenta digital di Indonesia. Salah satunya, lewat kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam melatih 100 ribu talenta digital .

Kemitraan itu akan mencakup tiga wilayah utama, yakni peningkatan mutu SDM  melalui pelatihan dan sertifikasi vokasi, pelatihan bagi fasilitator atau training for trainer (TOT), serta pelaksanaan pengembangan dan pembinaan SDM dalam pelatihan kerja di ketinggian dan keselamatan serta kesehatan kerja (K3).

Unicorn di Balik Upaya RI Atasi Defisit Talenta Digital

Komisaris Bukalapak Bambang Brodjonegoro mengatakan, perusahaan mempunyai program magang bersertifikat bernama Cakrawala. Ini menyasar mahasiswa agar mendapatkan pengalaman bekerja di berbagai bidang, seperti business intelligence, data science hingga software development.

Program Bukalapak itu terintegrasi dengan program dari Kemendikbud Ristek yakni Kampus Merdeka. Kemendikbud Ristek meluncurkan Kampus Merdeka untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa memilih mata kuliah yang akan mereka ambil secara bebas.

Bukalapak juga mempunyai program magang selama tiga bulan, yakni BukaPotensi. Ini dirancang khusus untuk mengembangkan calon talenta digital dari mahasiswa yang bersiap menjadi tenaga kerja di Bukalapak.

Kemudian, perusahaan mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan alias research and development (R&D). "Pusat penelitian ini menjadi rumah bagi 1.000 engineer di Bukalapak," kata Bambang dalam webinar Katadata dengan University of Technology Sydney (UTS) bertajuk The Future of the Digital Economy in Indonesia, akhir tahun lalu (23/11/2021).

Sedangkan GoTo dan Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) mengajak pelaku industri teknologi lainnya untuk berkolaborasi dalam program Generasi GIGIH. Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan talenta digital Tanah Air.

Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang menyampaikan, peningkatan kinerja ekonomi digital akan berdampak pada perubahan lanskap pekerjaan ke depan. Oleh sebab itu, GoTo menggelar program yang bertujuan mengembangkan talenta digital.

“Kami berharap, lulusan Generasi GIGIH akan memiliki kompetensi teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri, mempunyai cara berpikir baru dalam memecahkan masalah, dan tangguh menghadapi perubahan ke depan,” kata Monica dalam keterangan pers, pada Januari (27/1).

Perusahaan asal Singapura, Sea Group juga turut mengatasi talenta digital di Indonesia. Induk Shopee dan Garena ini meluncurkan wadah pelatihan bernama Sea Labs Indonesia bulan lalu (1/3).

Sea Chairman and Group CEO Forrest Li mengatakan, Sea Labs Indonesia berlokasi di Pacific Century Place Office Tower. Ini merupakan komitmen perusahaan dalam mengembangkan talenta digital di Indonesia.

Sea Labs Indonesia menargetkan 1.000 talenta digital hingga 2023, terutama yang memiliki keahlian sebagai engineer dan product manager. “Kami berharap bisa mengumpulkan talenta digital untuk mendukung digital ekonomi Indonesia di masa yang akan datang," kata Li dalam acara peresmian Sea Labs Indonesia, Selasa (1/3).

Halaman:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...