Dekoruma & Evermos Beri Tips Pendiri Startup B2B Lolos dari Kegagalan

Desy Setyowati
24 Mei 2022, 11:21
startup, startup gagal,
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

2. Eksplorasi berbagai kanal untuk menjangkau pengguna

Pada awalnya, Dekoruma hanya menggunakan satu kanal pemasaran yaitu iklan media sosial. Hasilnya tinggi pada di periode awal.

Namun, biaya pemasaran meningkat tajam seiring dengan tujuan perusahaan untuk memperluas basis jangkauan. Ia pun merambah kanal lain.

“Beroperasi di sektor furnitur dan perlengkapan rumah, kami mencoba hadir dengan cara lain misalnya, membangun Dekoruma Experience Center yang bisa menjangkau para pelanggan baru, yang selama ini sangat sulit dijangkau hanya melalui iklan online,” ujarnya.

Hasilnya, Dekoruma mendapatkan umpan balik yang lebih mendalam dari para pelanggan, dan biaya pemasaran turun cukup signifikan yakni lebih dari 50%. “Penting bagi para startup B2C untuk ‘turun ke lapangan’ dan mengeksplorasi berbagai kanal guna menjangkau pelanggan baru,” kata dia. 

3. Cari peluang kolaborasi untuk growth-hacking

Setelah betul-betul memahami kebutuhan dari pengguna, langkah selanjutnya yakni memasarkan model bisnis kepada target audiens dengan cara tepat.

Arip bercerita, Evermos berhasil mencapai product-market fit pada tahun kedua beroperasi. Untuk meningkatkan jumlah pasokan, tim Evermos langsung mengunjungi rantai pasok utama Indonesia yakni Pasar Tanah Abang dan bekerja sama dengan manajemen pasar agar dapat memasukkan brand-brand terkait ke platform

“Dari sisi permintaan, kami bekerja sama dengan perwakilan pemerintah daerah (pemda) dan pesantren untuk growth-hack jumlah reseller dengan cepat,” kata Arip. 

“Kami menghadirkan inisiatif bernama Desa Evermos yang melakukan perekrutan reseller di desa-desa yang memanfaatkan kemitraan kami dengan berbagai BUMDes dan Santree yang menargetkan reseller di Pesantren,” tambah dia.

4. Fokus pada edukasi untuk peningkatan loyalitas pengguna

Arip mengaku, pencapaian product-market fit untuk Evermos merupakan proses yang panjang. Utamanya, karena target pasarnya merupakan individu yang kebanyakan belum pernah memiliki bisnis sebelumnya.

Oleh karena itu, alih-alih berfokus pada target transaksi dan insentif, ia dan tim berupaya memberikan edukasi komprehensif di awal. Ini supaya reseller yang telah bergabung terus bertransaksi aktif di platform.  

“Ketika reseller bergabung, sedari awal kami menjelaskan bahwa mereka memiliki peran aktif untuk berpartisipasi dalam misi membangun ekonomi yang lebih baik. Penjelasan ini penting karena pada kenyataannya, banyak orang yang ingin memiliki bisnis sendiri, namun belum tentu menyadari seberapa keras usaha yang diperlukan,” ujar Arip.

Oleh karena itu, Evermos berinvestasi besar-besaran untuk menciptakan kurikulum, pelatihan dan proses orientasi yang tepat. Sejauh ini, Evermos telah memberikan 15 ribu menit pelatihan kepada lebih dari 500 ribu individu melalui platform online maupun pertemuan tatap muka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...