Bonus Akan Diatur, Driver Ojol: Sekarang Susah Dapat Insentif
“Pemerintah jangan hanya bicara,” kata Abdul kepada Katadata.co.id, Kamis (3/8). "Ojol kalau dibilang sengsara ya memang sengsara."
Alasannya, order menurun. Sementara itu, tidak ada bonus.
"Maxim, sampai malam, mencari 15 order saja susah," kata dia. Namun, permintaan untuk mengantar barang cukup banyak.
Belum lagi, pengemudi ojek online atau ojol rentan penipuan. Ia mencontohkan, driver membeli barang kebutuhan sehari-hari menggunakan uang sendiri, baru kemudian diganti oleh konsumen.
“Itu kalau kami ada uang. Kalau sudah dibeli ternyata dibatalkan, bagaimana?" ujarnya.
Mitra pengemudi Gojek Mulyono, 43 tahun mengatakan perusahaan sudah tidak memberikan bonus yang mencapai target harian sejak pandemi corona. Pria yang menjadi driver ojol sejak 2017 ini mencatat, bonus yang ia dapat sebelum Covid-19 bisa mencapai Rp 185 ribu.
"Sekarang sudah tidak ada bonus. Hanya mengandalkan hasil ‘narik’," kata Mulyono kepada Katadata.co.id, Kamis (3/8).
Sementara jumlah order yang diterima kini semakin sedikit. Menurut Mulyono, hal itu disebabkan banyaknya jumlah mitra pengemudi dan persaingan dari aplikasi lain.
Hal itu berimbas kepada penghasilan pengemudi ojek online. “Terkadang sehari hanya dapat Rp 10 ribu – Rp 20 ribu,” katanya.
Katadata.co.id juga sudah meminta tanggapan aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim dan inDrive mengenai rencana Kemnaker mengkajir aturan baru. Namun belum ada tanggapan.