Rudiantara Usulkan Cara Meredam Banjir Impor lewat E-commerce

Desy Setyowati
26 Juli 2019, 22:16
Rudiantara impor e-commerce
Grab
Ilustrasi, Rudiantara saat menghadiri peluncuan GVV Angkatan II. Menteri Kominfo Rudiantara tidak sepenuhnya sepakat bahwa impor lewat e-commerce menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan.

(Baca: Jalan Berliku Aturan E-Commerce untuk Menekan Impor)

Karena itu, ia berharap e-commerce merangkul lebih banyak UMKM untuk berjualan secara online. Sebab, UMKM menyumbang sekitar 56% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jika marketplace menjual produk lokal, ia optimistis ekonomi bakal tumbuh maksimal.

Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyebutkan, ada dua jenis barang impor. Pertama, terkait perdagangan luar negeri (cross border). Kedua, produk impor umum yang sudah diproses Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Sepengetahuannya, barang impor lewat perdagangan antar negara atau cross border kurang dari 5% terhadap total. “Setahu saya, yang besar itu impor umum seperti ponsel, laprop dan lainnya. Tapi tidak jelas mana impor lewat e-commerce dan yang bukan. Kan ada juga yang dijual offline,” katanya, beberapa waktu lalu (23/7).

Karena itu, asosiasinya berencana membahas impor lewat e-commerce dengan DJBC Kemenkeu, Rabu (24/7) lalu. Namun, pertemuan itu batal dilakukan.

(Baca: PP Segera Terbit, Produk E-Commerce Bakal Wajib SNI)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...