Rudiantara Usulkan Cara Meredam Banjir Impor lewat E-commerce
(Baca: Jalan Berliku Aturan E-Commerce untuk Menekan Impor)
Karena itu, ia berharap e-commerce merangkul lebih banyak UMKM untuk berjualan secara online. Sebab, UMKM menyumbang sekitar 56% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jika marketplace menjual produk lokal, ia optimistis ekonomi bakal tumbuh maksimal.
Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyebutkan, ada dua jenis barang impor. Pertama, terkait perdagangan luar negeri (cross border). Kedua, produk impor umum yang sudah diproses Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sepengetahuannya, barang impor lewat perdagangan antar negara atau cross border kurang dari 5% terhadap total. “Setahu saya, yang besar itu impor umum seperti ponsel, laprop dan lainnya. Tapi tidak jelas mana impor lewat e-commerce dan yang bukan. Kan ada juga yang dijual offline,” katanya, beberapa waktu lalu (23/7).
Karena itu, asosiasinya berencana membahas impor lewat e-commerce dengan DJBC Kemenkeu, Rabu (24/7) lalu. Namun, pertemuan itu batal dilakukan.