Perbankan Hadapi Dua Masalah untuk Adopsi Teknologi Komputasi Awan

Fahmi Ahmad Burhan
31 Agustus 2020, 15:50
Dua Tantangan Bank di Indonesia Adopsi Teknologi Komputasi Awan
ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Ilustrasi, warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Seiring dengan meningkatnya permintaan, risiko serangan siber pun meningkat. “Data perbankan bisa dicuri," katanya.

Berdasarkan riset IBM, serangan siber secara global melonjak 6.000% selama kuartal I tahun ini. Di Indonesia, korporasi yang diincar peretas (hacker) yakni e-commerce.

Sedangkan perbankan diprediksi semakin banyak bertukar data dengan sektor lain, seperti e-commerce dan teknologi finansial (fintech). "Pertukaran data harus aman," ujarnya.

IBM mengklaim telah menerapkan prinsip keep your own key (KYOK) untuk pelanggannya, termasuk perbankan. Layanannya juga tersertifikasi FIPS 140-2 Level 4. "Perbankan akan tetap menjadi pihak yang punya kuncinya. Fintech maupun e-commerce itu menerima data, tapi tidak menerima kunci," ujarnya.

Perusahaan pun menilai, peluang bagi perbankan mengadopsi cloud cukup besar. Selain itu, ada tiga sektor lain yang berpotensi besar mengaplikasikan cloud yakni telekomunikasi, manufaktur, dan teknologi digital seperti e-commerce atau fintech.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...