Biden Menjabat, Xiaomi Gugat AS soal Sanksi Investasi dari Trump

Fahmi Ahmad Burhan
1 Februari 2021, 09:22
Biden Menjabat, Xiaomi Gugat AS soal Sanksi Investasi dari Trump
123RF.com/zixia
Seorang pengunjung memotret model smartphone Xiaomi 9 di pameran Mobile World 2019, di Barcelona, Spanyol pada Februari 2019.

Apabila itu tercapai, Xiaomi berpeluang mengalahkan Huawei dan Apple. Penjualan smartphone Huawei pernah mencapai 240,6 juta unit dalam setahun. Sedangkan Apple rata-rata mengirim 200 juta gadget.

Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan pengiriman ponsel Xiaomi bahkan yang tertinggi. Kenaikannya jauh melebihi Samsung yang menjadi pemimpin pasar pada 2020. Angkanya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

20202019
 Yoy (%)Pengiriman (juta)Pangsa Pasar (%)Pangsa Pasar (%)
Huawei (termasuk Honor)
Canalys-22188,51518
IDC-21,518914,617,5
Counterpoint-21187,71416
Samsung
Canalys-14255,62022%
IDC-9,8266,720,621,6
Counterpoint-14255,71920
Xiaomi
Canalys19149,6129
IDC17,6147,811,49,2
Counterpoint17145,8118

Sumber: Canalys, IDC, Counterpoint

Namun kini, AS juga memberikan sanksi kepada Xiaomi. Pada pertengahan bulan lalu, Departemen Pertahanan AS menambahkan sembilan korporasi Tiongkok dalam daftar perusahaan yang dianggap mengancam keamanan, termasuk Xiaomi.

"Perusahaan-perusahaan itu nampaknya entitas sipil, tetapi mendukung militer dengan teknologi dan keahlian yang canggih," kata Departemen Pertahanan AS dalam pernyataan resmi, dikutip dari CNN Internasional, medio bulan lalu (15/1).

Perusahaan yang masuk daftar hitam investasi bakal dilarang berinvestasi di AS. Para investor asal Negeri Paman Sam pun dipaksa melepaskan kepemilikan saham di sembilan perusahaan Tiongkok ini per 11 November.

Meski begitu, pemerintahan AS yang baru di bawah kendali Joe Biden, menunda pelarangan investasi itu dari 28 Januari menjadi 27 Mei. Biden akan memberikan waktu kepada jajarannya untuk meninjau kebijakan tersebut.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...