Facebook Tambah Fitur Minim Konten Politik Jadi 80 Negara, Termasuk RI

Fahmi Ahmad Burhan
15 Oktober 2021, 11:05
facebook, media sosial, politik
Solen Feyissa/Unsplash
Ilustrasi cara mengganti nama Facebook

Facebook pun terpaksa memblokir akun Donald Trump saat itu. Penangguhan dilakukan selama dua tahun untuk mencegah informasi bernada provokasi berseliweran di platform.

Namun kini Facebook juga dikritik setelah mantan manajer produk Facebook Frances Haugen mengungkapkan bahwa perusahaan sengaja membiarkan konten ujaran kebencian (hate speech) berseliweran di platform supaya untung. 

Haugen juga melaporkan dokumen rahasia terkait cara Facebook menangani konten ujaran kebencan. Ia pun bersaksi kepada senator AS di Capitol Hill.

Ia mengatakan, algoritme Facebook yang diperbarui pada 2018 didesain sedemikian rupa guna mendorong banyak keterlibatan orang di platform

Namun berdasarkan analisis perusahaan, keterlibatan yang paling banyak terjadi yakni menanamkan rasa takut dan benci pada pengguna. Seiring berjalannya waktu, algoritme yang berjalan di Facebook mengarah pada konten kemarahan dan kebencian.

"Facebook lebih memilih untuk mengoptimalkan kepentingan sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang," kata Haugen dikutip dari The Verge, pekan lalu (4/10).

Haugen juga yakin CEO Facebook Mark Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian itu berseliweran di platform. "Ia (Zuckerberg) tidak pernah membuat platform kebencian, tetapi dia membiarkan pilihan itu dibuat," katanya.

Kemudian, muncul pembocor lain yang merupakan mantan data scientist Facebook Sophie Zhang. Ia mengungkap kebobrokan perusahaan soal mengatasi konten ujaran kebencian dan hoaks, terutama di negara berkembang.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...