Usai Minta Rombak Bisnis & Tunda IPO, Cina Tekan Lagi Fintech Jack Ma

Fahmi Ahmad Burhan
23 Februari 2022, 09:26
Ant Group, cina, alibaba, jack ma, fintech
Lowy Institute
Ant Group

Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar atau Rp 426,3 triliun di bursa Riyadh pada Desember 2019.

Namun, IPO itu gagal setelah pendiri Ant Group Jack Ma dipanggil pemerintah Tiongkok pada November 2020.

Setelah itu, regulator bidang keuangan Cina meminta Ant Group merombak bisnis. "Kami meminta mereka ‘memperbaiki’ layanan pinjaman, asuransi, dan manajemen kekayaan atau investasi,” kata People's Bank of China (PBOC) dalam pernyataan resmi, dikutip dari Bloomberg, pada 2020.

Pada Februari 2021, Ant Group setuju untuk merombak bisnis. Perusahaan afiliasi Alibaba ini bakal menjadi perusahaan induk yang dapat diatur seperti bank.

Fintech yang didirikan oleh Jack Ma itu pun menggaet perusahaan yang didukung pemerintah dan bersiap IPO. Ant Group berencana membuat unit bisnis layanan penilaian kredit (credit scoring) sebelum IPO.

Raksasa fintech itu menggandeng perusahaan yang didukung pemerintah untuk patungan saham. Unit bisnis credit scoring ini bernama JV.

Sedangkan perusahaan yang didukung Cina yang digaet oleh Ant Group yakni Hangzhou Finance and Investment Group, serta Zhejiang Electronic Port. 

"Perusahaan-perusahaan yang didukung oleh negara kini akan mengambil saham yang cukup besar di Ant Group untuk pertama kalinya," kata tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, akhir tahun lalu (1/9/2021).

Namun kini, pemerintah Cina menekan perusahaan milik negara untuk memeriksa investasi di Ant Group.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...