Kekayaan Anjlok Rp850 Triliun, Bos Amazon ‘Protes’ ke Presiden Amerika
Bloomberg melaporkan, kekayaan pendiri Amazon Jeff Bezos anjlok hampir US$ 58 miliar atau sekitar Rp 850 triliun. Bos raksasa e-commerce ini pun berselisih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Jeff Bezos berselisih dengan Gedung Putih soal penanganan inflasi di Amerika dan rencana pemerintah mengenakan pajak orang kaya.
Orang terkaya ketiga di dunia itu menuduh Joe Biden menyesatkan publik tentang inflasi. Dia juga memprotes pernyataan presiden soal menaikkan pajak pada perusahaan dan orang kaya akan menurunkan biaya konsumen.
Pemerintah Amerika menilai bahwa Jeff Bezos berusaha melindungi kekayaannya dan merusak serikat pekerja.
"Tidak perlu lompatan besar untuk mencari tahu mengapa salah satu orang terkaya di dunia menentang agenda ekonomi kelas menengah yang memangkas beberapa biaya terbesar yang dihadapi keluarga, memerangi inflasi untuk jangka panjang, dan menambah sejarah pengurangan defisit yang dicapai oleh presiden dengan meminta pembayar pajak dan perusahaan terkaya untuk membayar bagian mereka secara adil," kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates dalam pernyataan dikutip dari Reuters, Selasa (17/5).
"Juga tidak mengejutkan bahwa cuitan ini muncul setelah presiden bertemu dengan penyelenggara tenaga kerja, termasuk karyawan Amazon,” tambah dia.
Jeff Bezos menjawab dengan mengatakan bahwa pemerintah berusaha mengalihkan perhatian dari kebijakan stimulus yang memicu inflasi.
"Mereka dapat dimengerti ingin memperkeruh topik," kata Bezos di Twitter. "Mereka tahu inflasi paling menyakitkan. Tetapi serikat pekerja tidak menyebabkan inflasi dan begitu pula orang kaya."
Selisih antara Gedung Putih dan salah satu orang terkaya di dunia terjadi setelah Joe Biden menyerang Amazon karena membayar pajak federal terlalu sedikit.
Biden berada di bawah tekanan untuk membendung inflasi Amerika, yang meningkat mendekati level tertinggi dalam 40 tahun. Rinciannya sebagai berikut:
Beberapa ekonom berpikir bahwa menaikkan pajak tertentu dapat mengurangi tekanan harga dalam perekonomian.
Inflasi meningkat secara global sejak pandemi corona, tetapi beberapa ekonom mengaitkan hal ini dengan kebijakan stimulus, termasuk Rencana Penyelamatan Amerika US$ 1,9 triliun yang didukung Biden tahun lalu.
Namun banyak juga ekonom yang berpikir bahwa pengeluaran membantu ekonomi AS menghindari perlambatan ekonomi.
Presiden ingin perusahaan dan miliarder seperti Bezos membayar lebih, tetapi pajak dan rencana pengeluarannya gagal mendapatkan dukungan yang diperlukan di Kongres.