Wabah Corona Buat Manufaktur Tiongkok Kekurangan Pekerja & Lesu

Image title
Oleh Ekarina
17 Februari 2020, 16:29
Wabah Corona Buat Pabrik Tiongkok Kekurangan Pekerja & Manufaktur Lesu.
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Seorang pembeli memilih sayuran di sebuah supermarket di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Jumat (14/2). Wabah corona telah menyebabkan mayoritas manufaktur Tiongkok lesu dan kekurangan pekerja.

Wabah virus corona telah berdampak terhadap kegiatan operasional manufaktur Tiongkok. Survei yang dilakukan Kamar Dagang Amerika Serikat-Shanghai (AmCham) menyebutkan, hampir separuh dari perusahaan AS di Negeri Panda operasional globalnya terganggu seiring dengan penutupan beberapa bisnis akibat wabah corona. 

Sebanyak 78% responden yang disurvei AmCham juga mengatakan mereka tidak memiliki staf dan pabrik tak bisa beroperasi penuh, karena pembatasan protokol kesehatan sehingga menyulitkan masyarakat kembali bekerja setelah libur Imlek.  

Sebanyak 109 perusahaan yang disurvei rata-rata mengoperasikan pabrik di Shanghai, Suzhou, Nanjing dan Delta Sungai Yangtze. Dari jumlah perusahaan yang disurvei, 48% di antaranya mengatakan penutupan pabrik telah mengganggu rantai pasokan global.

(Baca: BPS: Virus Corona Sebabkan Ekspor dan Impor Indonesia-Tiongkok Turun)

“Masalah terbesar adalah kurangnya pekerja karena mereka mengalami pembatasan perjalanan dan karantina sebagai masalah nomor satu dan nomor dua yang diidentifikasi dalam survei. Siapa pun yang datang dari luar daerah langsung menjalani karantina selama 14 hari, ”kata Presiden AmCham, Ker Gibbs dikutip dari Reuters, Senin (17/2). 

“Karena itu, sebagian besar pabrik memiliki kekurangan pekerja cukup parah. Ini akan berdampak besar pada rantai pasokan global yang baru mulai muncul, ” ujar dia menambahkan. 

Kota-kota di seluruh Tiongkok telah ditutup sejak Tahun Baru Imlek yang terus  diperpanjang bulan lalu. Sementara larangan perjalanan dan perintah karantina telah diberlakukan pemerintah di seluruh negeri  sebagai upaya mencegah penyebaran virus.

Langkah tersebut lantas dinilai mengganggu aktivitas ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu, ketika para pengusaha tengah berjuang membuka kembali pabrik mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...