Perjanjian Dagang Indonesia-Eropa Ditargetkan Rampung Semester I 2020

Rizky Alika
6 Agustus 2019, 15:07
Proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' ke atas kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/7/2019). Pengiriman 26 gerbong kereta tersebut merupakan pengiriman kedua dari 250 gerbong prod
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' ke atas kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/7/2019). Pengiriman 26 gerbong kereta tersebut merupakan pengiriman kedua dari 250 gerbong produksi PT INKA untuk Bangladesh Railway dengan rincian 50 gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' dan 200 tipe 'Meter Gauge'.

Pemerintah menargetkan perjanjian dagang kemitraan komprehensif (CEPA) dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) rampung pada semester I 2020. Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan saat ini, proses perjanjian tengah memasuki tahap ratifikasi oleh kedua negara.

"Sekarang sedang proses ratifikasi kedua belah pihak. EFTA juga punya prosedur (ratifikasi) yang sama. Targetnya paruh pertama tahun depan selesai," kata Made di kantornya, Jakarta, Senin (5/8).

Ratifikasi merupakan tahap akhir sebelum sebuah perjanjian diimplementasikan. Di Indonesia, proses tersebut dilakukan dengan melibatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk kemudian disesuaikan dengan aturan di dalam negeri.

(Baca: Kerja Sama Dagang, Kemendag: Impor Ikan Chili akan Melonjak Drastis)

Kerja sama tersebut menyepakati penghapusan bea masuk produk Indonesia ke negara EFTA yang terdiri dari Swiss, Liechtenstein, Norwegia, dan Islandia. 

Beberapa produk Indonesia yang mendapatkan tarif preferensi ke negara anggota EFTA di antaranya adalah minyak kelapa sawit, ikan, emas, alas kaki, kopi, mainan, tekstil, furnitur, peralatan listrik, mesin, sepeda, dan ban.

Perjanjian Indonesia-EFTA CEPA tak hanya mencakup isu-isu perdagangan barang dan  jasa, tetapi juga terkait investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal dan bea cukai, fasilitasi perdagangan, pengamanan perdagangan, persaingan usaha, legal, serta kerja sama dan pembangunan kapasitas.

Indonesia juga mendapatkan akses tenaga kerja kepada EFTA untuk semakin terbuka. Perundingan ini juga membuahkan kesepakatan lain seperti kerja sama dan pengembangan kapasitas di bidang promosi ekspor, pariwisata, UMKM, HKI, kakao dan kelapa sawit, pendidikan vokasional, industri maritim, dan perikanan.

Perjanjian Perdagangan Lain

Made juga menyebutkan ada perjanjian perdagangan lain yang akan diproses atau ditargetkan diimplementasikan tahun depan. Seperti kerja sama Indonesia-Australia atau IA-CEPA yang juga sedang dalam tahap penyelesaian ratifikasi.

"Australia mengatakan tahun ini bisa (diimplementasikan). Sementara Indonesia sedang memproses dinamika perjanjian ini," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...