Perjanjian Dagang Indonesia-Eropa Ditargetkan Rampung Semester I 2020

Rizky Alika
6 Agustus 2019, 15:07
Proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' ke atas kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/7/2019). Pengiriman 26 gerbong kereta tersebut merupakan pengiriman kedua dari 250 gerbong prod
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' ke atas kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/7/2019). Pengiriman 26 gerbong kereta tersebut merupakan pengiriman kedua dari 250 gerbong produksi PT INKA untuk Bangladesh Railway dengan rincian 50 gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' dan 200 tipe 'Meter Gauge'.

IA-CEPA resmi diteken Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham Maret lalu. Lewat kerja sama tersebut, Indonesia mendapatkan fasilitas bea masuk 0% untuk seluruh pos tarif yakni sebanyak 6.474 pos tarif. Sementara itu, Indonesia mengeliminasi 94% pos tarif, sekitar 10.252 pos tarif bagi Australia.

Selain mempercepat impelemtasi perjanjian dagang, Made juga menyatakan pihaknya tengah mengejar penyelesaian perjanjian dagang lain seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

(Baca: Chili Punya Perjanjian Dagang Bebas Terluas, Peluang bagi Indonesia)

Kemudian ada juga perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Mozambik yang akan segera ditandatangani. Pembahasan PTA tersebut telah memasuki tahapan legal scrub atau pencocokan hukum oleh kedua negara.

Made menuturkan, perjanjian dagang dengan Mozambik akan menjadi perjanjian pertama di benua Afrika. "Afrika ada 54 negara. Jadi ini suatu permulaan," ujarnya.

Selain itu, ada pula PTA dengan Tunisia yang sudah memasuki putaran kedua, Maroko, dan Turki. Adapun, pembahasan PTA dengan Turki ditargetkan selesai pada tahun depan.

(Baca: Perjanjian Dagang Baru RI-Chili Dapat Naikkan Ekspor Rp 1,48 Triliun)

Beranjak ke kawasan Asia, pihaknya juga sedang menyiapkan perjanjian dagang dengan Jepang, Korea Selatan, Bangladesh, Iran, dan Pakistan. Sementara khusus untuk Pakistan, kerja sama tersebut akan berupa perdagangan barang (Trade in Goods).

"Jadi seluruh pos tarif akan dinegosiasikan dengan Pakistan," ujarnya.

Di luar negara tersebut, Indonesia juga tengah melirik kerja sama dengan Uni Eropa, Rusia, wilayah Afrika dan Timur Tengah. Pemerintah juga berminat untuk bekerja sama dengan East African Community (EAC).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...