Ekonomi RI Terkontraksi, Pengusaha Minta Pemerintah Genjot Stimulus

Rizky Alika
5 Agustus 2020, 21:44
Ekonomi RI Terkontraksi, Pengusaha Minta Pemerintah Genjot Stimulus .
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.
Sejumlah pekerja beraktivitas di Pabrik Garmen PT Daehan Global di Desa Cimohong, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (29/5/2020). Menurut data Kementerian Perindustrian, proyeksi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai 5,3 persen atau lebih rendah dibandingkan target pada 2019 sebesar 5,4 persen, akibat ketidakpastian ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah memasuki zona negatif pada triwulan II 2020 sebesar 5,32%. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani meminta pencairan stimulus pemerintah terus dipercepat untuk memulihkan perekonomian dan sektor usaha dalam negeri.

"Rebound ini amat bergantung pada stimulus pemerintah karena kemampuan pemodalan dalam negeri terbatas," kata Shinta saat dihubungi Katadata, Rabu (5/8).

Advertisement

Dari sisi kebijakan, ia menilai stimulus yang digelontorkan pemerintah sudah tepat. Namun, stimulus tersebut tidak efektif untuk mendongkrak kinerja sektor riil.

Pasalnya, pencairan atau distribusi stimulus kerap terhambat, khususnya untuk pihak yang membutuhkan seperti masyarakat yang kehilangan pendapatan atau pekerjaan dan pelaku usaha yang kekurangan modal usaha.

Padahal, distribusi stimulus sangat diperlukan untuk peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, peningkatan belanja pemerintah juga dibutuhkan untuk  menciptakan permintaan sehingga diharapkan bisa memberikan hasil positif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III.

Di sisi lain, reformasi kebijakan ekonomi, khususnya untuk memperbaiki iklim usaha dan investasi harus terus dilakukan. Dengan demikian, peningkatan kinerja sektor riil tidak hanya bertumpu pada stimulus dan kekuatan modal dalam negeri yang terbatas.

"Tetapi juga dengan Penanaman Modal Asing (FDI)," ujar dia.

Bila kebijakan tersebut tidak diperbaiki, maka pemulihan ekonomi menjadi mudah terganggu faktor eksternal. Selain itu, pemulihan ekonomi dapat berlangsung lebih lama.

Di sisi lain, penciptaan lapangan pekerjaan pun bisa sulit dilakukan bagi pekerja terdampak Covid-19.

Menurutnya, pemerintah saat ini perlu memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa penanggulangan Covid-19  bisa dilakukan dengan baik, selain terus meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan. 

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan, pemerintah perlu lebih giat meningkatkan daya beli masyarakat.

"Daya beli ini sebagai pengungkit untuk peningkatan permintaan supaya bisa bekerja," ujar dia.

Adapun, upaya peningkatan itu bisa dapat dilakukan dengan memberikan stimulus Pajak Penjualan (PPN) hingga memastikan bantuan sosial (Bansos) berdampak positif pada masyarakat.

Selain itu, Indonesia diharapkan bisa mengurangi produk impor agar permintaan dalam negeri meningkat. Bila permintaan dan produksi dalam negeri meningkat, buruh hingga karyawan dapat tetap bekerja dan mendapat penghasilan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement