Jelang COP28, Bos IMF Minta Upaya Ekstra untuk Turunkan Emisi

Hari Widowati
29 November 2023, 08:26
Managing Director IMF Kristalina Georgieva menyerukan agar dunia berusaha lebih keras untuk menurunkan emisi karbon menjelang dimulainya perundingan iklim COP28.
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/nym.
Managing Director IMF Kristalina Georgieva menyerukan agar dunia berusaha lebih keras untuk menurunkan emisi karbon menjelang dimulainya perundingan iklim COP28.

Pada bulan Agustus, IMF mengatakan bahwa 29 anggota telah setuju sejauh ini, dan membantu menyediakan $55 miliar untuk pinjaman melalui Poverty Reduction and Growth Trust, dan $41 miliar melalui Resilience and Sustainability Trust.

Selain itu, Georgieva mengatakan bahwa Bank Pembangunan Afrika dan Bank Pembangunan Inter-Amerika telah mengusulkan untuk menggunakan SDR yang dipinjamkan kepada mereka sebagai modal hibrida. Modal itu kemudian dapat digunakan untuk memperluas kapasitas pinjaman mereka.

"Kami telah mempresentasikan hal ini kepada dewan direksi. Apa yang kami lakukan sekarang adalah melihat modalitas hukum dan operasionalnya. Meskipun belum selesai, hal ini cukup menjanjikan," ujarnya.

Beberapa negara juga mempertimbangkan untuk menggunakan alokasi SDR 2021 mereka secara bilateral bersama dengan program-program IMF.

Insentif Dekarbonisasi

Untuk mendukung upaya-upaya memberi harga yang lebih baik pada emisi karbon, Georgieva mengatakan bahwa semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk melakukan hal ini. Jumlah negara yang mengadopsi skema semacam itu sekarang mencapai lebih dari 70.

"Ini adalah tentang menciptakan insentif untuk dekarbonisasi yang cepat," ujarnya. IMF baru-baru ini menaikkan perkiraan harga rata-rata karbon yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut menjadi $85 per ton pada tahun 2030, dari perkiraan sebelumnya sebesar $75 per ton. Harga rata-rata karbon saat ini adalah sekitar $5 per ton.

Georgieva mengatakan bahwa metode apa pun yang digunakan untuk menurunkan emisi karbon harus menyertakan metana yang lebih kuat. Negara-negara kaya harus membayar lebih banyak, negara-negara miskin membayar lebih sedikit, dan negara-negara yang rentan tidak membayar sama sekali.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...