Perubahan Iklim Memicu Krisis Malaria di Kenya

Hari Widowati
2 Januari 2024, 16:15
Peningkatan suhu global dan dampak perubahan iklim menyebabkan krisis malaria di Kenya.
Pixabay
Peningkatan suhu global dan dampak perubahan iklim menyebabkan krisis malaria di Kenya.

Penelitian ini melibatkan perangkap nyamuk di wilayah tersebut untuk memantau populasi dan patogen yang mereka bawa. Joel Lutomiah, ahli entomologi di KEMRI, menjelaskan secara rinci prosesnya. "Ketika nyamuk-nyamuk tersebut ditangkap dari lapangan, mereka diangkut dengan rantai dingin, yaitu nitrogen cair, ke laboratorium KEMRI. Di sinilah nyamuk-nyamuk tersebut menjalani proses identifikasi sehingga kami dapat mengetahui spesies apa saja yang ada di daerah tersebut," tutur Lutomiah.

Hussein Abkallo, ahli biologi molekuler di ILRI, menjelaskan analisis lebih lanjut yang dilakukan terhadap nyamuk: "Kami juga mengekstrak RNA, yang merupakan asam nukleat lain dari virus. Dengan menggunakan reaksi berantai polimerase, kami kemudian menentukan jenis virus yang dibawa oleh nyamuk tersebut."

Genangan Air Tempat Berkembang Biak Nyamuk

Tanduk Afrika, termasuk Kenya bagian utara, baru-baru ini mengalami banjir yang merusak. Bencana alam ini menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Willis Akhwale, penasihat senior Dewan Malaria Kenya, mengaitkan curah hujan yang tinggi dengan peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria.

"Ada lebih banyak tempat berkembang biak, ada lebih banyak tempat berkembang biak, dan oleh karena itu, ada kemungkinan besar penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria, demam berdarah, dan chikungunya," ujar Akhwale.

Laporan malaria tahun 2023 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tren yang memprihatinkan, dengan perkiraan 249 juta kasus malaria di seluruh dunia pada tahun 2022. Kasus malaria ini sekitar 16 juta lebih banyak dari tingkat pra-pandemi pada tahun 2019.

Untuk menghadapi krisis malaria, dua vaksin baru, yakni RTS.S dan R21 Matrix M, akan diluncurkan di beberapa negara Afrika pada tahun 2024. Hal ini menawarkan harapan baru bagi Afrika dalam memerangi malaria.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...