Industri Ungkap Dua Penyebab Subsidi Motor Listrik Masih Sepi Peminat
“Kendala itu menurut saya paling membebani ya. Katakanlah masyarakat di Sumatra atau kemudian di Kalimantan, bagaimana bisa mendapatkan subsidi motor listrik kalau di situ tidak ada dealernya,” katanya.
Namun, Budi mengatakan persebaran dealer motor listrik juga tergantung dengan kemampuan dari perusahaan untuk membuat skema-skema kerja sama dengan mitra-mitra lokal. Hal itu lebih mempercepat penetrasi ke daerah.
"Kalau bisa, pengusaha yang hanya menjual produknya langsung, kini buka kerja sama dengan pengusaha lokal. Dengan cara itu mungkin bisa cepat ke daerah-daerah,” ucap Budi.
2. Infrastruktur
Budi mengatakan infrastruktur juga menjadi kendala dalam penyaluran subsidi motor listrik. Selain terbatasnya dealer di daerah, keberadaan bengkel motor listrik dan tempat pengisian baterai yang masih sedikit.
“Sudah ada dealer di situ, tapi bengkel sepeda motor belum ada tapi masyarakat berpikir nanti kalau rusak bagaimana. Kemudian pengisian baterainya nanti bagaimana,” tuturnya.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 Tahun 2023 menetapkan target motor listrik subsidi adalah sebesar 600 ribu unit pada 2024. Budi mengatakan, asosiasinya optimis untuk mencapai target tersebut.
“Karena kalau kapasitas produksi memang kalau hanya 600 ribu di tahun 2024 dari Indonesia siap untuk ke sana,” kata Budi kepada Katadata, Selasa (9/1).